KOTA (RIAUPOS.CO) - Musim kampanye pilpres dan pileg yang dimulai sejak September 2018 lalu menjadi keuntungan bagi mereka yang bisnis di percetakan.Tidak dapat dipungkiri para calon legislatif (celag) itu mengemas kampanye dalam segala hal. Mulai dari blusukan, pasang spanduk, baliho, baju, kalender, kartu nama dan lainnya. Terhitung sudah enam bulan berjalan masa kampanye dan akan berakhir pada April mendatang.
Perihal kampanye melalui spanduk, percetakan spanduk menjadi incaran para caleg di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Pekanbaru. Ukuran spanduk pun bermacam-macam. Diceritakan Ipad, kasir di percetakan Master Print, spanduk yang biasa dicetak caleg berukuran 4 meter x 6 meter, 3 x 1, 2 x 1, 3 x 4, 3 x 2, 2 x 10 dan 2 x 10. “Percetakan kami khusus mencetak spanduk saja, hampir seluruh partai mengorder di sini,” sebutnya, Kamis (14/3).
Lebih lanjut, untuk pemesanan biasanya sepanjang 100 meter hingga 600 meter. Untuk permeternya Rp20 ribu. Sedangkan jika mengorder banyak, seharga Rp15 ribu.
“Untuk pemesanan paling ramai di bulan Januari. Sepanjang musim caleg pendapatan naik sekitar 40 persen. Dari yang biasanya Rp90 juta hingga Rp100 juta, kini bisa mencapai Rp200 juta per bulan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, disayangkan masih ada beberapa yang belum bayar lunas. Padahal sudah diambil sejak dua bulan yang lalu.
Terpisah, Percetakan Kaffa pun menerima atribut caleg seperti kalender, stiker, brosur dan contoh surat suara. Pemesanan paling sedikit 500 lembar sedangkan paling banyak 10 ribu lembar.
Disampaikan pengawas percetakan, Is, banyak yang memesan di bulan November 2018 hingga Januari 2019. “Dulu bisa 20 orang caleg mencetak di sini, kalau sekarang di bawah 10 orang,” jelasnya.
Sementara untuk omzet naik 30 persen. “Saya tidak bisa bilang berapanya, cuma biasanya dari satu orang caleg bisa sampai Rp16 juta,” paparnya.(*3/ade)
(Laporan Marrio Kisas, Kota)