JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bos Lion Air, Rusdi Kirana memantapkan hati bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Minggu (12/1). Di partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu, ia langsung didaulat menjadi wakil ketua umum DPP PKB. Sebelum berlabuh ke PKB, Rusdi sebelumnya membuat kejutan dengan mengundurkan diri sebagai calon peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.
Menurut Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq, masuknya Rusdi ke PKB membuktikan politik kian menjadi dewasa. Pengamat yang juga aktivis sosial-keagamaan ini juga mengapresiasi pilihan Rusdi ke PKB yang memiliki basis sosialnya adalah warga NU.
"Ini menandakan politik berbasis kewargaan kian menguat seiring pelembagaan demokrasi," kata Fajar di Jakarta, Senin (13/1).
Sementara itu, Pengamat Politik Endang Tirtana menilai, keputusan Rusdi Kirana bergabung ke partai politik sudah terbaca sebelumnya. "Sudah ada signal. Kan ketika tidak jadi ikut konvensi, dia sudah mengatakan akan menjadikan politik sebagai pilihan alat perjuangan," tekan Endang.
Endang menilai, dengan bergabungnya Rusdi Kirana, PKB semakin diperhitungkan pada Pemilu 2014 nanti. "Karena dia dikenal sebagai pengusaha sukses yang cukup membanggakan Indonesia. Kematangannya tak usah diragukan," jelas Endang.
Bahkan, menurut Direktur Eksekutif Institute for Transformation Studies (Intrans) Saiful Haq, elektabilitas PKB yang selama ini berada di papan tengah bisa memperoleh suara dua digit pada Pemilu Legislatif nanti.
"PKB akan jadi partai papan tengah yang paling diperhitungkan, bahkan dengan masuknya RK (Rusdi Kirana) bisa menembus dua digit perolehan suara," jelas Saiful.
Saiful beralasan, Rusdi Kirana yang merupakan pengusaha besar, produk reformasi berasal dari etnik China itu sudah menegaskan PKB adalah partai Islam pluralis. Menurutnya, hal ini akan mencuri ceruk suara partai-partai Islam yang kini justeru mengalami degradasi.
"RK bersama Muhaimin tentu punya kiat khusus untuk mengoptimalkan elektabilitas PKB dalam pileg. Terkhusus menempatkan PKB sebagai partai paling diincar dalam koalisi Pilpres nanti," tegas Saiful.
Namun, penilaian berbeda disampaikan Boni Hargen. Bagi, pengamat politik dari Universitas Indonesia, Rusdi Kirana dan PKB sama-sama dilandasi kepentingan pragmatis.
"Wajar itu. PKB butuh dana. Politik ini sudah dilanda pragmatisme. Sedangkan Rusdi saya hanya ingin punya power. Bagi pengusaha, itu ada nilai plus. Setidaknya menjamin keamanan bisnis dengan mengambil bagian dalam jaringan politik, tandasnya. (awa/jpnn)