JAKARTA (RP) - Sejak bergulirnya Pemilukada kota Pekanbaru, Pemungutan Suara Ulang (PSU) hingga pengguguran Firdaus, nama Gubernur Riau HM Rusli Zainal, selalu dikait-kaitkan.
Banyak pihak mengaitkan Rusli berada di balik suksesi istrinya, Septina Primawati yang menjadi salah satu calon wali kota.
Bahkan, komentar Mendagri Gamawan Fauzi bahwa akan memfasilitasi proses pelantikan Firdaus-Ayat, bisa ditafsirkan, bahwa itu bisa muncul sebab Gubri Rusli tak akan mau melantik nantinya. Lalu, apa tanggapan dari orang nomor satu di Riau tersebut?
‘’Saya terima ini sebagai cobaan. Begitu banyak sekali tudingan bahkan fitnah yang mengarah pada saya selama proses Pemilukada Pekanbaru ini,’’ kata Rusli.
Rusli berprinsip, meski Septina adalah istrinya, namun hak berpolitik Septina tentunya tidak boleh dikaitkan dengan keberadaannya sebagai seorang gubernur.
Bahkan, aturan hukum berdemokrasi sama sekali tidak melarang hal itu. Namun tetap saja, tudingan dan fitnah itu dirasanya kian gencar. Bahkan ketika MK akhirnya memerintahkan PSU dan Firdaus digugurkan oleh KPUD Pekanbaru, lagi-lagi namanya disebut-sebut menjadi dalang di balik semuanya.
‘’Beredar isu dan opini, seolah-olah saya yang merekayasa. Padahal kalau saya boleh berbicara di luar kapasitas saya sebagai gubernur, apa yang terjadi hari ini (PSU dan pengguguran Firdaus, red), itu terjadi sesuai aturan hukum yang ada. Melalui proses hukum, MK memutuskan terjadi kecurangan. Lalu, diputuskan PSU. Dalam prosesnya, lalu ada calon yang dinyatakan sebagai tersangka yang kemudian diikuti dengan keputusan pengguguran dari posisi sebagai calon. Itu semua, adalah fakta hukum yang berbicara,’’ tambah Rusli.
Lalu, ketika itu semua dituduhkan kepada dirinya yang menjadi dalang, Rusli mengaku sangat sedih.
‘’Saya hanya bisa sedih. Dari sisi Berseri, tidak ada masalah sama sekali. Soalnya, yang menetapkan PSU adalah MK. Yang menyatakan tak memenuhi syarat dan yang menggugurkan pencalonan Firdaus pun adalah KPUD. Bahkan, yang melaporkan Firdaus ke polisi juga adalah LSM Peduli Riau. Kita semua tahu, LSM ini dulu yang menghujat Pemprov Riau dan saya sebagai gubernur karena membela Firdaus saat ia dimutasi. Jadi, bukan Berseri, apalagi saya. Tentu saya sangat sedih dan hanya bisa berserah kepada-Nya atas semua cobaan ini,’’ kata Rusli.
Penjelasannya ini, ujar Rusli, mudah-mudahan bisa memberikan kejelasan kepada publik tentang fakta dan hakikat sebenar dari proses demokrasi yang telah dijalani. Malah, jika mau jujur, Rusli mengaku justru pihak Berserilah yang seharusnya ‘’berteriak dan protes’’ sebagai pihak yang dicurangi dan dirugikan.
Pertama, dicurangi pada proses pemilihan pertama yang berujung pada pengulangan pemungutan suara dan yang kedua adalah dirugikan sebab KPUD meloloskan calon yang seharusnya tidak layak mencalonkan diri sebagai pemimpin secara hukum.
Namun begitu, sejak awal Pilkada kota Pekanbaru bergulir, Rusli yang juga Ketua DPP Partai Golkar ini mengakui dirinya mengajak semua pihak untuk menghargai proses demokrasi.
Bahkan beberapa kali dinyatakan secara terbuka, perihal kesiapan untuk menang atau pun kalah bagi setiap calon yang maju bertarung.
‘’Jadi marilah kita sama-sama menghormati proses yang masih berlangsung. Jangan saling melempar tudingan ataupun fitnah. Saya juga mengajak semua pihak untuk bisa menjaga kondusifitas,’’ imbau Rusli.
Menutup pembicaraan, siapapun nantinya yang terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru periode 2012-2017, Rusli mengingatkan bahwa kepemimpinan, adalah amanah rakyat yang harus dijalankan sebaik-baiknya.
‘’Kepemimpinan itu adalah sebuah amanah sekaligus juga cobaan. Soal pemimpin itu, itu anugerah dan ketentuan Allah. Boleh berusaha semaksimal mungkin, tapi semuanya tentu kembali pada kehendak-Nya, takdir Yang Maha Kuasalah yang menentukan. Siapapun yang terpilih nantinya saya sebagai Gubernur siap melantik. Tentu kita dukung untuk kesejahteraan rakyat dan kemajuan Pekanbaru khususnya,’’ katanya Rusli.(afz/jpnn)