PWNU: Politik Bukan Alat Pemecah

Politik | Kamis, 08 November 2018 - 14:16 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Suhu politik belakangan semakin memanas. Bahkan tidak sedikit hujatan terlontar dari kedua kubu pendukung. Melihat situasi tersebut, Ketua PWNU Riau T Rusli Ahmad meminta agar masyarakat Riau tidak terbawa arus.

Kata dia, sebagai orang Melayu, sikap, perbuatan serta ucapan harus mendirikan keislaman. Bukan malah berseberangan dengan identitas serta marwah budaya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

“Memang kita bisa lihat di media sosial. Isinya hujatan semua. Kita masyarakat Riau yang kental akan unsur budaya Melayu jangan sampai terbawa. Jangan kita contoh Jakarta itu. Orang di sana siapa lo siapa gue. Kita tidak. Tau yang patut dan tidak patut. Tau dengan norma,” pesan Rusli Ahmad, Rabu (7/11).

Dirinya juga mengingatkan bagaimana masyarakat tidak cepat terpengaruh oleh sebuah pemberitaan. Karena bisa jadi, sebuah berita yang tersiar mengandung unsur hoax atau kabar bohong. Karena selama ini hoax sudah sangat tidak terkendali. Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan Indonesia.

“Satu lagi kita lihat sekarang ini banyak berita hoax. Masyarakat terpicu. Bahkan tidak sedikit yang langsung bereaksi secara radikal. Jangan sampai terjadi di Bumi Lancang Kuning. Beda pandangan politik itu biasa. Beda orang yang kita dukung itu biasa. Tapi bagaimana perbedaan itu dapat kita rajut menjadi kekuatan untuk Indonesia yang lebih baik,” ungkapnya.

PWNU Riau sendiri, kata dia selalu berupaya untuk mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap kokoh bersama. Termasuk juga menggandeng setiap organisasi. Baik organisasi agama, budaya hingga organisasi kepemudaan untuk dapat meningkatkan tali persaudaraan.

“Karena di dalam Islam sendiri juga telah diajarkan bahwa hablum minannas (hubungan sesama manusia, red) wajib dijaga. Baru hubungan kita kepada Tuhan,” pesannya.

Terakhir, putera kelahiran Rokan Hulu itu juga menekankan bahwa politik bukan alat pemecah. Melainkan adalah sebuah sistim yang nantinya akan melahirkan kesejahteraan, kedamaian masyarakat.

 “Jangan jadikan politik sebagai alat perpecahan. Biarkan masyarakat memilih sesuai hati nurani. Jangan paksakan kebenaran yang kita anggap benar untuk mempengaruhi orang lain. Bisa berakibat buruk,” tambahnya.(nda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook