JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Bagaimana arah kebijakan politik Partai Demokrat terkait pemilihan presiden 2019 tergambar dari pernyataan juru bicara Ferdinand Hutahaean. Ferdinan menyebutkan Demokrat tidak bisa ikut bergabung bersama poros keumatan yang digagas oleh Partai Gerindra, PKS dan PAN bersama Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Mekkah, beberapa waktu lalu
Apalagi Demokrat merasa Rizieq belum mumpuni sebagai seorang pemimpin koalisi. "Kita ini tidak bisa di bawah Habib Rizieq, menurut kami beliau adalah ulama yang kita tempatkan di khayangan," katanya di Kantor DPP Demokrat, Jakarta (7/6/2018).
Ferdinan menjelaskan pernyataannya. Menurut dia posisi ulama seharusnya sebagai pembimbing dan penasihat yang mengingatkan kita mau ke arah mana. "Kalau kita mau ke kanan atau kiri, ulama yang mengingatkan. Tapi kalau ulama yang menentukan atau di bawah komandonya, itu tidak bisa,” jelasnya.
Maka dari itu, Partai Demokrat memberikan sinyalemen kuat untuk membentuk poros baru bernama poros Nusantara. Di lain sisi, pihaknya juga masih menunggu penjelasan Gerindra soal pertemuan dengan Habib Rizieq di Mekkah. "Sampai sekarang belum ada komunikasi resmi dari Gerindra, sehingga poros keumatan itu hanya klaim dari beberapa gelintir saja,” demikian Ferdinand.(sam)
Sumber: RMOL
Editor: Fopin A Sinaga