PENDIRI PARTAI AMANAT NASIONAL

Abdillah Toha: Partainya PSI, Presidennya Jokowi

Politik | Senin, 08 April 2019 - 00:03 WIB

Abdillah Toha: Partainya PSI, Presidennya Jokowi
Abdillah Toha. (Twitter.com)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Kata orang dalam politik itu tidak ada yang abadi. Bisa jadi itu pula yang dirasakan seorang pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha.

Meskipun dia ikut mendirikan PAN, namun untuk partai dia menyatakan dukungan pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Bahkan untuk pilpres, Abdillah mengatakan mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf, bukan Prabowo - Sandi, calon yang diusung PAN.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Abdillah Toha beralasan, PSI diisi oleh orang-orang berkualitas. Dia mengaku telah mempelajari latar belakang, karakter, akhlak dan kecerdasan dan rekam jejak para politikus PSI.

Karena itu dia mengaku mantap mencoblos nomor urut 11 pada Pemilu 2019 yang dihelat pada 17 April 2019 nanti. ’’Dalam pemilihan calon legislatif, saya akan melihat orangnya dulu. Baru melihat partainya. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, adalah partai yang tidak punya dosa-dosa masa lalu,” ujar Abdillah.

Dia mengatakan, para caleg PSI adalah orang-orang yang dipilih melalui ujian yang ketat. Kebanyakan dari mereka juga masih muda dan penuh semangat. Abdillah menambahkan, alasan lain dirinya menjatuhkan pilihan kepada PSI lantaran partai besutan Grace Natalie itu mendukung pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.

’’Kombinasi Jokowi-Ma’ruf Amin dan partai seperti PSI yang idealis, antikorupsi, ingin menegakkan hukum, toleran dan terbuka,’’ jelasnya. Selain itu, ia menilai, perpaduan tesebut memang yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.

’’Saya kira suatu kombinasi yang sangat baik buat bangsa dan negeri ini,’’ beber dia. Mengenai dukungan untuk Jokowi, Abdillah menyebutnya sebagai pilihan yang sangat mudah. Pasalnya, kualitas capres petahana sangat jauh di atas pesaingnya, Prabowo Subianto.

Menurut penilaian dia, Jokowi adalah seorang pemimpin yang sederhana, jujur, merakyat dan berprestasi nyata. Sementara Prabowo adalah seseorang yang tidak punya prestasi dan berkampanye dengan cara-cara yang sangat tidak menyenangkan dan banyak hoaks.

’’Rekam jejak (Prabowo) juga tidak bagus. Kita pasti mengenai latar belakangnya. Jadi antara dua pilihan ini sebenarnya mudah sekali,’’ kata Abdillah.(ruh)

Sumber: Pojoksatu/JPNN.com
Editor: Fopin A Sinaga









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook