Caleg Muda Jangan Takut Pencitraan

Politik | Jumat, 05 Oktober 2018 - 14:22 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Para caleg muda generasi milenial harus berani tampil pada Pemilu 2019. Hal tersebut dikatakan Direktur Eksekutif Centre for Electoral, Hadar Nafis Gumay di depan peserta program Kader Bangsa Fellowship Program (KBFP) angkatan 8.

Hadar Nafis mengatakan, secara umum yang perlu diingat pemimpin muda adalah harus dapat melakukan konsolidasi. “Jangan sampai pemimpin muda ini terkotak-kotak karena peluang untuk menampilkan jati diri semakin rendah,” kata dia.

Mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI itu juga sempat menyarankan penggunaan sistem pemilu proporsional terbuka dalam pemilihan anggota legislatif pada pemilu serentak 2019.
Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia lebih setuju masyarakat bisa menentukan langsung siapa wakil rakyat yang mereka inginkan. Sebab, jika pemilu proporsional tertutup, tidak lagi ada nama caleg di surat suara, hanya lambang partai.

“Ini tidak baik, karena jika kita memilih partai, lantas wakil rakyat yang ditentukan oleh partai ternyata orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu kita inginkan,” ujarnya.

Sementara itu, di era yang serba digital, media sosial menjadi salah satu faktor penentu. Jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat signifikan. Peran media sosial tidak dapat dikesampingkan.

“Dunia media sosial bukan lagi dunia yang terpisah karena telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari,” kata Direktur Eksekutif Digitroops, Fahd Pahdepie.

Fahd memberikan masukan kepada calon legislatif agar tidak takut disebut melakukan pencitraan. Sebagai bagian untuk meyakinkan publik, upaya pencitraan sangat wajar dan sah dilakukan.

“Pertama yang harus dilakukan, bilang pada diri sendiri kalau itu memang pencitraan. Kenapa kita harus menolak disebut pencitraan padahal itu sah dan boleh dilakukan karena memang ruangnya. Jangan takut dibilang pencitraan,” tegas Fahd. (yuz/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook