JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pengamat politik Afriadi Rosdi angkat bicara soal kemungkinan calon presiden Prabowo Subianto masuk dalam struktur pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, jika pasangan capres nomor urut 01 ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019 nantinya.
Menurut Afriadi, memang agak aneh jika calon presiden yang kalah, kemudian malah masuk ke kabinet yang dibentuk pemenang pilpres. "Sangat mungkin Prabowo malah menganggap penghinaan terhadap harga diri politiknya, jika ditawari masuk di kabinet Jokowi-Amin nantinya," ujarnya kepada JPNN, Sabtu (4/5).
"Namun, di sinilah saatnya Prabowo menunjukkan sikap kenegarawanan. Bahwa dia bersedia ikut bergabung dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo tanpa melihat sejarah kontestasi pilpres," imbuh Afriadi.
Menurut Dosen STIKOM-Interstudi, Jakarta ini, Prabowo harus membuktikan pernyataan yang sering dia lontarkan, rela mengorbankan jiwa raga demi kemajuan dan kejayaan Indonesia. Caranya, dengan ikut mendukung pemerintahan Jokowi-Amin.
Afriadi mengutarakan pandangannya melihat fenomena yang mengemuka bahwa Pilpres 2019 telah menyebabkan keterbelahan sosial yang begitu lebar. Kelompok lover dan hater Prabowo dan Jokowi memupuk dan menumbuh suburkan kebencian dalam diri mereka.
(Baca Juga: Real Count KPU Pagi Ini: Jokowi dan Prabowo Terpisah 12 Juta Suara)
Kebencian mereka tak hanya pada Prabowo atau Jokowi, tetapi juga kepada saudara sebangsa yang berbeda pilihan. Seakan tak lagi punya kesadaran mereka saudara sebangsa dan setanah air atau pun saudara seagama.
"Ini penyakit berbangsa yang sangat berbahaya. Tak boleh dibiarkan berlarut karena sangat potensial menjadi pintu masuk bagi pihak-pihak berkepentingan yang ingin menciptakan kekacauan, huru hara sosial, ataupun memecah belah Indonesia," ucapnya.
Ketua Pusat Kajian Literasi Media ini lebih lanjut mengatakan, kerelaan Prabowo untuk bergabung dalam pemerintahan Jokowi akan menjadi faktor penenang dan penawar suasana batin berbangsa bernegara yang sedang panas bergejolak.
"Persoalan jabatan apa yang pas untuk Prabowo, saya kira itu bisa dibicarakan lebih lanjut oleh kedua belah pihak," pungkas Afriadi).(gir)
Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina