Jefry: Gagal, Plt Ketua agar Letak Jabatan

Politik | Selasa, 03 Desember 2013 - 11:08 WIB

BANGKINANG (RP) - Wakil Ketua Dewan Pembina DPD Partai Demokrat Provinsi Riau H Jefry Noer SH mengucapkan terimakasih kepada para kader demokrat di Kampar yang sudah berjuang membantu meningkatkan perolehan suara pasangan Cagubri Herman-Agus di Kampar.

Namun di sisi lain, Jefry juga menyayangkan sikap dan kiprah Achmad selaku Plt Ketua DPD Demokrat Riau sekaligus Ketua DPC Demokrat Rokan Hulu atas kekalahan pasangan HA di Rokan Hulu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Saya sayangkan, Achmad selaku Plt Ketua DPD, karena seharusnya kalau kita sudah masuk ke partai, kita harus patuh pada keputusan ke partai, paling tidak, tidak membelot,’’ ucap Jefry.

Menurut Jefry, seharusnya Achmad mengumpulkan semua DPC di Riau untuk berjuang bersama memenangkan pasangan yang didukung oleh partai, sebagaimana pesan Cornel dari DPP Demokrat bahwa seluruh kader harus mengikuti keputusan partai.

Jefry menegaskan bahwa ia juga tidak menyesali kemenangan Annas Maamun di Rohul, tetapi ia hanya mempertanyakan dan menyayangkan niat dan tekat Achmad dalam menjalankan kebijakan partai. ‘’Kalau sudah begini, seharusnya dia gentle dan konsekuen untuk meletakkan jabatan Plt Ketua DPD Demokrat Riau dan Ketua DPC Demokrat Rohul. Dia mesti konsekuen dong, jangan sampai terjadi perpecahan di Demokrat Riau,’’ tegas Jefry.

Jefry mengatakan bahwa upaya penyelamatan untuk Demokrat di Riau harus dilakukan, karena pada 2014 masih ada dua agenda penting lagi yaitu Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Achmad dinilai sudah dua kali gagal, yaitu gagal untuk dirinya terpilih pada Pilgubri dan gagal dalam mendukung keputusan partai.

Bagi Jefry Noer, persoalan siapa yang menang dalam Pilgubri putaran kedua itu tak jadi soal. Yang ia persoalkan justru internal partainya.

Kalau saja Achmad sportif kata Jefry, pas surat dukungan resmi kepada pasangan Herman-Agus keluar, Achmad segera merapatkan barisan dengan mengundang semua ketua DPC PD se-Riau. ‘’Dia rapatkan barisan. Ini nggak ada. Kenapa untuk mendukung pasangan Annas-Arsyajuliandi Rachman dia bisa ngumpulkan ketua-ketua DPC hingga tiga kali dan mengancam siapa yang membelot akan dipecat,’’ kata Jefry.

Kalau sejumlah ketua DPC Demokrat di Riau menginginkan supaya DPD Demokrat Riau segera menggelar Musyawarah Daerah, Yusrizal Tanjung, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Riau justru minta supaya SK Achmad segera dicabut.

‘’Apanya yang mau dimusdalubkan? Achmad itu kan Plt yang ditunjuk langsung. Bukan dipilih. Dia hanya mengisi kekosongan ketua yang mengundurkan diri. Yang benar itu justru, segera cabut SK Achmad,’’ kata Yusrizal.

Achmad kata Yusrizal bukan dipilih sebagai Plt, dan tidak pula diusulkan dalam rapat pleno. ‘’SK-nya itu cacat prosedural. Lantaran saat itu Pilgubri sudah dekat, kondisi itu kita diamkan. Tapi sekarang, SK Plt itu mesti segera dicabut. Sebab dia juga tidak diinginkan oleh masyarakat,’’ pintanya.    

Meski didesak begitu, Achmad tak bergeming. Juru bicara DPD Demokrat Riau, Roni Riansyah justru mengatakan kalau Musda Dipercepat itu belum perlu. Pernyataan ini justru sangat bertentangan dengan surat DPP Demokrat tertanggal 8 November 2013.

Di surat bernomor 118/INT/DPP PD/2013 yang juga melayang ke DPD PD Riau itu justru disebutkan bahwa bagi DPD dan DPC yang belum mempunyai ketua defenitif supaya segera menggelar musda. Batas waktu pelaksaan musda malah dibatasi hingga akhir November. Dan lagi-lagi Achmad tidak menjalankan perintah itu.

Terkait soal tudingan pembelotan, di Riau Pos edisi Jumat 29 November, Achmad terang-terangan membantah. Achmad malah mengaku sudah mendukung sepenuhnya kebijakan partai. Kalau pun Herman kalah kata Achmad, itu adalah ‘kedaulatan rakyat’. ‘’Tidak akan menang kalau saya dan anggota partai saja yang memilih. Secara pribadipun saya tidak mendukung pasangan Annas,’’ katanya.(why/izl/epp)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook