(RIAUPOS.CO) - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menjamin pemilihan umum presiden atau Pilpres 2019 berlangsung aman dan damai. Sebab, berkaca dari pengalaman sebelum-sebelunya, kontestasi demokrasi selama ini tidak pernah diwarnai kericuhan.
“Dalam sejarah Indoensia kita sudah melakukan 11 kali Pilpres. Pilegnya yang ke-12 dan Pilpresnya bersama. Selama 11 kali itu relaitf aman dan damai,” kata dia saat menjadi pembicara di CNBC Economic Outlook 2019, di Jakarta, Kamis (28/2).
JK mengatakan, kondisi pemilihan umum yang akan digelar serentak ini justru dibuat gaduh di media sosial. Keributan-keributan atau kabar pemberitaan hoaks pun begitu bebas berkeliaran di media sosial.
Kondisi tersebut yang kemudian membuat prespektif masyarakat hingga pelaku pasar mengkhawatirkan akan terjadinya kericuhan pada saat pemilu mendatang. Padahal, apabila melihat kondisi di lapangan aman-aman saja tidak seperti yang digambarkan di media sosial.
“Jadi kita tidak perlu khawatirkan yang ribut itu bukan di lapangan, (tapi) di medsos saja. Di lapangan aman-aman saja bahkan cium-ciuman, tidak ada yang bawa kita khawatir tentang pemilu,” kata JK.
Kecuali kata JK, satu kali di Lapangan Banteng 1998. Kemudian beberapa kota ada bakar-bakaran.
JK menambahkan, sejak reformasi bahkan tidak ada yang menjadi korban jiwa karena pemilu berlangsung.
“Apabila kita lihat pemilu di Filipina, Pakistan, dan India asal pemuilu kadang-kadang ratusan orang meninggal karena konflik pemilu. Tapi kalau di Indonesia setelah reformasi tidak ada satupun yang meninggal karena pemilu,” ungkap JK.(int/wws)