MUBARAK (REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU)

Menghidupkan Masjid di Bulan Ramadan

Petuah Ramadan | Kamis, 06 Mei 2021 - 09:20 WIB

Menghidupkan Masjid di Bulan Ramadan
Mubarak (Rektor Universitas Muhammadiyah Riau)

Masjid merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat. Adanya komunitas muslim dapat dipastikan di tempat itu ada masjid sebagai tempat ibadah kaum muslimin dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan sebagai pusat informasi bagi jamaah.

Masjid yang berarti tempat sujud secara harfiah memiliki multifungsi di zaman Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sangat dekat dengan pemuda dan ini menjadikan salah satu cara Rasulullah menghidupkan masjid. Ali bin Abi Thalib berkata, bahwa setelah salat akan bergabung dengan kelompok pemuda yang sedang berdiskusi keilmuan di masjid. Di bulan Ramadan, Rasulullah SAW biasa memurojaah hafalannya dan tadarus Alquran. Tadarus dalam arti bahasa Arab yang berarti saling belajar atau saling memperbaiki bacaan.


Menurut Ash Shama’il Al-Muhammadiyah 335: "Rasulullah SAW akan mengambil tempat manapun yang tersedia (tempat duduk) dan menganjurkan umatnya untuk melakukan hal yang sama." Rasulullah SAW akan memberikan setiap orang yang duduk di majlis tersebut waktu dan perhatiannya sehingga setiap orang diperlakukan secara adil. 

Saat Rasulullah SAW didatangi oleh seseorang yang mengajukan penyelesaian suatu masalah di masjid, Rasulullah SAW tidak akan membiarkannya pergi sampai ia mendapatkan jawaban dari kegelisahannya. Masjid bukan hanya dijadikan tempat bersujud oleh Rasulullah SAW dan umatnya, akan tetapi fakta membuktikan bahwa masjid menjadi tempat di mana Rasulullah SAW menyusun pranata kehidupan sosial masyarakat. Bukan hanya hubungan dengan manusia, tetapi juga dengan Allah SWT tentunya. Rasulullah SAW menjadikan masjid untuk menuntut ilmu, bermusyawarah, mengatur strategi perang, merawat korban dan menerima tamu kenegaraan.

Pada dasarnya fungsi masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat salat dan tempat beribadah kepada-Nya. Masjid juga merupakan tempat paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui adzan, iqamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar dan ucapan lain yang memang dianjurkan untuk dibaca di masjid. Ramadan kali ini saat diterpa pandemi Covid-19, masjid semakin sedikit jamaahnya karena social distancing. Namun setidaknya kita mengetahui fungsi masjid di zaman Rasulullah SAW tidak hanya sebagai tempat salat.  Lebih jauh dari itu fungsi masjid tidak hanya terfokus pada persoalan ritual ibadah saja tapi menyangkut segala pusat kegiatan masyarakat Islam. 

Asadullah Al-Faruq menjelaskan ada tiga fungsi masjid , sebagai berikut: 

Baca Juga : Sesuai Gelo

1. Masjid berfungsi sebagai pusat ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah sosial. Ibadah mahdah adalah ibadah sesuai dengan tuntunan cara dan waktu telah ditetapkan oleh Allah dan nabi, sementara ibadah ghairu mahdah (ibadah sosial) keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang, baik dari Alquran maupun Sunnah Rasul.

2. Masjid berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki masjid. Di antaranya meliputi khutbah, pengajian, kursus keterampilan yang diperlukan anggota jamaah, dan menyelenggarakan pendidikan formal sesuai kebutuhan masyarakat, seperti taman bermain anak, TPA/TPQ, remaja masjid dan majelis taklim.

3. Masjid berfungsi sebagai pusat pembinaan dan persatuan umat. Ash Shama’il Al-Muhammadiyah 335 menuliskan bahwa Anas ibn Malik saat masih remaja mengatakan bahwa tidak ada yang lebih dicintai oleh remaja selain Rasulullah SAW. Perkataan Rasulullah SAW dalam majlis ilmu selalu bermanfaat. Rasulullah duduk melingkar bersama yang lain dan tidak mendominasi percakapan. 

Hingga pada suatu ketika majlis muslimah ingin menghadirkan Rasulullah SAW di dalam majlis mereka. Rasulullah SAW meminta para muslimah menentukan tempat dan jadwal sehingga Rasulullah SAW dapat datang. Halaqah muslimah pertama yang didatangi Rasulullah menyampaikan bahwa, "Barang siapa yang memiliki tiga anak perempuan lalu ia bersabar atas mereka, dan memberi makan mereka, memberi minum, serta memberi pakaian kepada mereka dari kecukupannya, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat."(status hadis shahih bisa dilihat dalam kitab shahih al-jami’/ shahih ibn majah). Masjid di era Rasulullah SAW menjadi majlis ilmu tidak hanya untuk para muslimin namun juga muslimat. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan pelajaran langsung dari Rasulullah SAW setelah beribadah di masjid. 

Adapun fungsi masjid dalam Alquran dan sunnah yaitu sebagai fungsi etik, moral, dan social. Yaitu bukan sekadar membangun sebuah bangunan, tetapi juga membangun hati yang tegak dalam jalan Allah SWT. Secara sosial masjid juga menjadi jaminan keamanan bukan sekedar dari panas dan hujan, tetapi lebih dari itu adalah jaminan akan marabahaya keamanan dan ekonomi. 

Fungsi keilmuan dan pendidikan yaitu di masjid ada mimbar yang digunakan untuk ceramah dan pada Salat Jumat, khutbah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sahnya salat tersebut. Pendidikan dimaksud bukanlah sekadar pendidikan teoritis, akan tetapi juga pendidikan memotivasi untuk hal-hal praktis seperti pendidikan agar melakukan perdagangan, untuk mencari karunia Allah SWT.

Pada era millenial seperti saat sekarang ini, tentunya fungsi masjid mengalami perubahan dari keberfungsian masjid pada zaman Rasulullah SAW. Akan tetapi, masih tetap ada hubungannya dengan apa yang Rasulullah SAW lakukan dengan pengikutnya di masjid. Hanya saja, zaman yang tidak lagi adanya persoalan perperangan dan hal lainnya, menjadikan keberfungsian masjid sebagai tempat beribadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan dalam aspek pembaruan.***
 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook