Laporan RPG, AZNIL FAJRI, Pekanbaru
Anggota DPR RI H Wan Abubakar menyebutkan pembangunan yang dilaksanakan pada hari ini terjadi kesenjangan pembangunan mental spiritual terutama di kalangan generasi muda.
Momentum bulan Ramadan 1433 H ini lebih banyak remaja-remaja berada di luar dari pada di dalam masjid dengan kegiatan-kegiatan bersifat ugal-ugalan. Tidak terkontrol lagi sehingga mereka tak bisa dibina lagi untuk mengadakan pengajian di masjid.
Dulu pada bulan Ramadan banyak anak-anak muda berada di masjid, kini yang ngaji adalah kaset-kaset yang diputar. Seharusnya anak-anak muda datang ke masjid untuk membaca Alquran. Karena Ramadan dengan Alquran itu tak bisa dipisahkan. Dengan membaca Alquran akan mendidik anak-anak muda yang bermoral dan berakhlak, Qurani.
Tapi yang kita lihat pembangunan sekarang ini banyak mengejar pada hal-hal yang materi sehingga berfikir mereka materialistis tidak lagi nilai-nilai agama pada diri mereka. Di sinilah peranan Pemerintah Daerah mengawal remaja-remaja Islam itu kembali ke masjid. Masjid dijadikan basis pendidikan generasi muda, kata Wan Abubakar dalam santapan rohani Ramadan di Masjid Al Fithrah Jalan HR Soebrantas Panam Pekanbaru Ahad malam (22/7).
Wan Abubakar juga meminta peran orang tua mengawasi anak-anaknya agar remaja kembali ke masjid dan pada bulan Ramadan ini kesempatan remaja mengadakan tadarus Alquran. Sekarang ini yang banyak mengaji itu kaset-kaset. Saya sedih melihat perkembangan Kota Pekanbaru akhir-akhir ini. Lihatlah remaja kumpul-kumpul di pinggir jalan, pergaulan bebas dan sebagainya ini harus cepat ditangkal, harus cepat diambil langkah-langkah konkret terutama Pemerintah Daerah harus mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah kesenjangan mental generasi muda ini.
Memberantas pergaulan bebas, mengambil tindakan terhadap remaja yang tidak melaksanakan ajaran agamanya ini. Saya berfikir ini sangat berbahaya tidak diimbangi pembangunan fisik dengan mental spiritual, kata Wan Abubakar.(eca)