VIETNAM (RIAUPOS.CO) - Hasil manis ditorehkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dari hari ke hari. Setelah berhasil sukses meraih Spesial Prize: The Best Booth Marine and Diving di Jepang, Minggu (9/4), juga suskes menyabet penghargaan terbaik, The National Booth with Impressive Decoration di perhelatan Vietnam International Travel Mart (VITM) 2017, di hari yang sama.
Kemarin, 9 September 2017, kabar menggembirakan kembali datang dari dari Ho Chi Minh, Vietnam lagi. Indonesia berhasil memenangkan 2 penghargaan sekaligus, yaitu ’ITE Best Booth Design Award’ dan ’ITE Exhibititor Recognition Award’ di ajang International Travel Expo Ho Chi Minh City (ITE HCMC) yang dilaksanakan di Saigon Exhibition & Convention Center (SECC) pada tanggal 7 hingga 9 September 2017, kemarin. "Indonesia yang menampilkan paviliun seluas 90 sqm (10 booth) dengan mengangkat tema kapal phinisi sebagai icon (focus of interest) di pameran B2B dan B2C ini terpilih kembali menjadi yang terbaik, kami sangat bersyukur dan prestasi ini harus terus menjadi milik tanah air kita," kata Asdep Pengembangan Pasar Asia Tenggara Rizki Handayani. Bagi Kemenpar, imbuh Rizki, penghargaan pameran yang diikuti 250 exhibitor, 200 pengusaha agen perjalanan dan diperkirakan lebih dari 26.000 pengunjung dalam ITE HCMC ini merupakan buah apresiasi atas kerja keras timnya dalam menampilkan keragaman destinasi wisata tanah air.
Rizki Handayani juga memaparkan, Booth tanah air Indonesia ini menampilkan gambar tiga dimensi berisikan Candi Borobudur, Ulum Danu Beratan dan branding Asian Games 2018 Jakarta - Palembang yang semakin menambah corak dan warna penampilan stand booth. "Selain itu pada seller table, kita tampilkan destinasi wisata pesona Indonesia, menawarkan tujuan wisata di Indonesia seperti Candi Borobudur, Tugu monumen nasional (Monas), Raja Ampat, wisata sea walker Club Aqua Bali, memanjakan tubuh dan merawat kecantikan secara tradisional di Bali, pesona Sulawesi Utara, hingga wilayah crossborder Batam, jadi sangat terlihat cantik," tambah wanita yang biasa disapa Kiki itu.
Selama tiga hari pameran berlangsung, Kemenpar juga telah menyiapkan sejumlah kegiatan menarik yang dapat dinikmati pengunjung booth. Antara lain, counter pelayanan informasi pariwisata Indonesia, peta interaktif Indonesia, coffee and refreshment corner, digital interactive corner, quiz & games, gift redemption.
Selain itu, Kemenpar juga memanfaatkan event ini dengan melakukan online market survey untuk mengetahui profile dan karakteristik pengunjung maupun buyers dari berbagai negara, sekaligus juga melakukan sosialisasi dan vote video Wonderful Indonesia “The Journey to a Wonderful World” yang saat ini sedang diikutsertakan pada ajang UNWTO Video Tourism Competition 2017. Seperti diketahui, Booth ini juga mempertemukan sesama pengusaha agen perjalanan wisata dan pengusaha langsung dengan konsumen. Mereka akan merancang bisnis pariwisata, baik dengan tujuan Indonesia atau Vietnam. Dalam pameran ini, kemenpar juga membawa 15 industri pariwisata dan 1 Dinas Pariwisata Provinsi Bali. "Kami juga menampilkan tarian Bali, Jakarta, dan Melayu untuk diperkenalkan kepada calon wisatawan. Ini cara untuk mempromosikan paket-paket wisata ke daerah tersebut," ujar Kiki. Bagi Menteri Pariwisata Arief Yahya, kemenangan dan penghargaan yang diraih Kemenpar membuktikan bahwa Wonderful Indonesia menunjukkan kelasnya di level internasional.
"Penghargaan yang sudah beberapa kali kita terima menunjukkan bahwa bangsa kita memang punya kapasitas, punya kemampuan dan berani bersaing. Kemenangan itu direncanakan, bukan datang sendiri," tukas Arief Yahya. Menpar Arief Yahya juga menyampaikan hampir semua Travel Market atau pameran pariwisata level dunia, seperti ITB Berlin, WTM London, CITM China, ATM Dubai, ITB Asia Singapore, ATF Travex, NATAS & ADEX Singapore, JATA Jepang, dan lainnya, desain model Phinisi inilah yang selalu juara. Mengalahkan Jepang, Korea, Singapore, Hongkong, China, Taiwan, Thailand, India, Malaysia dan negara lainnya. Kapal phinisi sendiri adalah simbol kekayaan budaya bahari Indonesia yang diwakili oleh Suku Bugis, Makassar, Sulsel. Phinisi sejatinya adalah nama layar. Lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut” itu berawal dari sini. Mereka sudah berkeliling dunia dengan kapal layar itu sejak abad ke-15.
"Jadi Phinisi adala simbol dari wisata bahari atau maritim yang menjadi sektor prioritas Presiden Joko Widodo, selain infrastruktur, energi, pangan, dan Pariwisata," lanjut Arief Yahya. Bahkan, tambahnya, 10 top destinasi prioritas Kemenpar, dari Danau Toba Sumut sampai Morotai Maltara itu 7 diantaranya adalah wisata bahari. Yakni Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra, dan Morotai Maltara.
"Jadi kita promosikan Wonderful Indonesia ke seluruh dunia dengan "berlayar" menggunakan kapal Phinisi ini. Kita harus tampil maksimal," pungkasnya.(*)