GUNUNGKIDUL
- Pesona Gunung Api Purba Nglanggeran bergaung hingga Maluku Utara.
Terutama berkaitan dengan keberhasilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
Nglanggeran dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat atau
Community Based Tourism (CBT).
Keberhasilan
tersebut mampu membawa seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan
tambang di Morotai, Maluku Utara berkunjung ke Nglanggeran. Perusahaan
tersebut ingin memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR)
yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat di bidang pariwisata.
"Potensi
Pariwisata di Maluku Utara luar biasa. Pantainya indah. Budayanya juga
menarik. Kami ingin hal ini bisa lebih dikembangkan untuk kesejahteraan
warga sekitar. Masyarakat yang aktif mengembangkan potensi lokal
tersebut. Lewat CSR kami ingin membuat program pemberdayaan seperti di
Nglanggeran ini. Apalagi Morotai masuk ke dalam daftar 10 destinasi
prioritas yang dikembangkan Kemenpar," ungkap Anang Rizkani Noor,
Presdir PT Nusa Halmahera Mineral di Sekretariat Pokdarwis Nglanggeran,
(31/8).
Anang
diterima Sekretaris Pokdarwis Nglanggeran Sugeng Handoko. Selain
berdiskusi mengenai pemberdayaan masyarakat, Anang juga banyak bertanya
mengenai langkah awal yang dilakukan Sugeng merintis Nglanggeran. Anang
juga melihat homestay yang dikembangkan di Nglanggeran serta Griya
Coklat Nglanggeran sebagai salah satu inovasi di Desa Wisata Terbaik
Asean 2016 ini.
Sugeng
pun menjelaskan dinamika menggerakkan masyarakat untuk menghidupkan
desanya. Disampaikannya, pariwisata merupakan "dampak" ikutan dari
tujuan awal menjaga lingkungan geopark, dan mencegah urbanisasi pemuda.
Gunung
Api Purba Nglanggeran merupakan bagian dari Geo Park Gunung Sewu yang
membentang di tiga Kabupaten: Gunungkidul, Wonogiri dan Pacitan. Tidak
ingin terjadi kerusakan di kawasan itulah, Sugeng dan kawan-kawan
mengembangkan berbagai upaya. "Kami generasi kedua untuk soal konservasi
ini. Tapi generasi pertama untuk pengembangan pariwisata," ujar pria
yang pernah menjadi pemenang Wirausaha Muda Mandiri ini.