KAMPAR (RIAUPOS.CO)- Siapa sangka Provinsi Riau yang selama ini dikenal sebagai daerah perkebunan kelapa sawit, tempat perambahan hutan dan tempat praktek illegal logging dan mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan. Ternyata menyimpan objek wisata tersembunyi bernama "Air Terjun Panisan".
Air Terjun yang bertingkat tiga ini terletak di Desa Tanjung, Kecamatan Koto XIII Kampar Kabupaten Kampar. Lokasinya yang masih asri membuat air tejun ini bakal menjadi salah satu destinasi pariwisata di Bumi Lancang Kuning Riau.
Sabtu (2/1/2015), Riaupos.co, berkesempatan berkunjung ke "Air Terjun Panisan" bersama rombongan Wartawan Pemprov Riau (WPR).
Untuk diketahui, jalan menuju objek wisata yang terletak di Desa Tanjung ini tidak mudah. Dari Pekanbaru ibukota Provinsi Riau memerlukan waktu lebih kurang tiga jam perjalanan.
Setiba di Desa Tanjung, rombongan harus menempuh perjalanan dengan moda tranportasi air bernama "Rakit" menyusuri aliran Sungai Kampar untuk mencapai seberang Desa Tanjung. Setelah itu, dengan berjalan kaki mendaki dan menuruni bukit melewati hutan, kebun karet dan jurang ditepian perjalanan.
Selama perjalanan terpampang jelas berbagai aktivitas masyarakat di kebun milik mereka. Seperti menyadap karet, menanam cabe, membuat pagar kebun dan lain-lain. Bahkan masyarakat didesa tersebut sangat ramah sehingga membuat perjalanan yang lumayan melelahkan menjadi nyaman dan tak terasa menuju Air Terjun Panisan.
Bahkan hampir setiap warga yang dijumpai Riaupos.co, terlihat ramah dan langsung bertanya"Mau ke air terjun ya? dengan logat Kampar yang kental.
Perjalanan melelahkan itu akhirnya terbayarkan dengan panorama air terjun panisan yang memiliki tiga tingkatn. Seraya menikmati keindahan hutan yang masih asri, sayup-sayup terdengar suara burung berkicau.
Bahkan ketakjuban semakin terasa. Dimana saat ingin menuju ke tingkatan ketiga, traveller bisa melewati lorong air terjun yang hanya beberapa meter saja.
Menurut Aang salah satu pemandu, "Air Terjun Panisan" adalah air terjun yang masih belum banyak dikunjungi oleh para wisatawan karena, air terjun tersebut baru ditemukan.
"Untuk mencapai air terjun tersebut harus menempuh perjuangan yang membutuhkan stamina yang fit dan ke hati-hatian. Perjalanannya melewati kebun karet, hutan dan jurang yang terjal disepanjang perjalanan. Air terjun di Panisan masih asri. Baru-baru ini saja air terjun ini banyak dikunjungi wisatawan, karena akses dan medan jalan bisa dilewati menuju lokasi tersebut,"ujarnya.
Aang berharap lokas ini bisa dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah. terutama infrastruktur jalan menuju air terjun.
"Kalau seandainya tempat ini dibisa dikelola dengan baik, terutama akses jalan menuju air terjun mungkin bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan," katanya.
Ia pun mengimbau agar para pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. "Jika tidak kita yang menjaga, siapa lagi. Air terjun ini harus dijaga keasriannya. Mudah-mudahan objek wisata ini menjadi salah satu tempat yang bakal menjadi destinasi pilihan bagi para traveller baik lokal maupun internasional," tukasnya.
Laporan: Dofi Iskandar
Editor: Yudi Waldi