PEREMPUAN

Ini Beda Kontraksi Asli dan Kontraksi Palsu, Jangan Terkecoh

Perempuan | Senin, 01 Juli 2019 - 15:39 WIB

Ini Beda Kontraksi Asli dan Kontraksi Palsu, Jangan Terkecoh
Perempuan mengandung.(jpnn.com)

RIAUPOS.CO- Wajar rasanya bila ibu hamil sering terkecoh oleh kontraksi yang dirasakan. Pasalnya, sebagai seorang ibu, apalagi bila ini adalah kehamilan pertama, mereka tak ingin persalinan terjadi sebelum waktunya. Sehingga, ketika ada kontraksi, biasanya langsung buru-buru ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut. Padahal, bisa saja yang dialami itu merupakan kontraksi palsu alias Braxton Hicks.

Perlu Anda tahu, kata Braxton Hicks diambil dari nama seorang dokter asal Inggris yang pertama kali tahu tentang kontraksi palsu. Hal tersebut terjadi pada tahun 1972, di mana teknologi kedokteran belum secanggih sekarang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Mengenal kontraksi palsu

Kondisi rahim yang terasa kencang lalu relaks kembali tak selalu menandakan bahwa Anda mengalami kontraksi pertanda akan segera melahirkan. Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, kondisi yang dikenal sebagai kontraksi palsu itu memang sering muncul secara tiba-tiba dan intensitas serta frekuensinya pun tidak teratur.

“Rasa mulas yang terjadi saat mengalami kontraksi palsu tidak akan meningkat, dan malah akan menghilang seketika. Lalu, pada sebagian besar wanita hamil, kontraksi palsu atau Braxton Hicks ini tidak disertai rasa nyeri. Tapi, ada juga beberapa wanita hamil yang merasa tidak nyaman saat kontraksi tersebut terjadi,” tutur dr. Dyah Novita.

Tak berhenti di situ, kontraksi palsu juga biasanya dimulai pada trimester kedua dan ketiga. Kondisi ini biasanya muncul pada siang atau sore hari, khususnya setelah melakukan aktivitas fisik berat atau saat ibu hamil kelelahan.

Melanjutkan penjelasan, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter mengatakan bahwa hal yang dapat memicu timbulnya kontraksi palsu, misalnya janin yang sedang aktif, bila seseorang menyentuh perut ibu hamil, saat kandung kemih penuh, setelah berhubungan seksual dan saat mengalami dehidrasi.

Satu yang perlu diingat, mengalami kontraksi palsu saat hamil merupakan hal wajar. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir apalagi sampai mencari pertolongan medis. Untuk mengembalikan kenyamanan, ibu hamil yang mengalami kontraksi palsu hanya perlu memperbanyak istirahat, mandi air hangat, dan mencoba pijat khusus kehamilan.

Mendeteksi kontraksi asli

Berdasarkan penuturan dr. Astrid, hal yang seharusnya lebih diwaspadai adalah kontraksi asli. Kondisi ini umumnya terjadi saat usia kandungan sudah mencapai 40 minggu.

Tanda awal terjadinya kontraksi asli adalah peningkatan ketegangan perut, yaitu mulai dari batas atas perut (sekitar ulu hati) yang menjalar ke bawah perut dan merata ke seluruh perut.

“Perut yang tegang akan terasa seperti mulas, berlangsung lama dan terus-menerus. Apabila yang dirasakan oleh ibu hamil adalah perut kencang saja, maka itu bukanlah kontraksi asli,” pungkas dr. Astrid.

Selain itu, lanjut dr. Astrid, rasa tegang tersebut akan disertai dengan kemunculan gejala-gejala berikut ini:

    -Rasa nyeri di bagian vagina (pelvis) yang semakin meningkat

    -Perdarahan melalui vagina berupa lendir kental

    -Ada cairan yang keluar dari vagina secara tiba-tiba (air ketuban pecah)

    -Kontraksi tidak hilang meski Anda berubah posisi.

Membedakan kontraksi palsu dan kontraksi asli memang susah-susah gampang. Anda harus lebih peka terhadap setiap tanda dan gejala yang dirasakan. Apabila Anda merasa sangat khawatir karena sering mengalami kontraksi palsu, atau ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kontraksi asli, jangan sungkan untuk berkonsultasi pada dokter.(NB/ RVS)

Sumber: JPNN.com

Editor: Deslina









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook