BATAM (RP) - Tabung gas tiga kilogram atau gas melon kembali langka selama beberapa pekan terakhir.
Akibatnya harga gas bersubsidi ini melambung, pengecer menjualnya Rp20 hingga Rp25 ribu.
‘’Pangkalan dan pengecer gas di daerah Taman Raya kosong semua,’’ ungkap Zumiatun warga Taman Raya, Ahad (29/12).
Bahkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah itu juga kehabisan stok gas melon. ‘’Karena perlu, saya berkeliling hingga ke kios kecil di Maymart Batam Centre,’’ lanjutnya.
Di tempat itu banyak gas melon yang belum terjual, hanya saja segelnya ada dua, yakni warna merah dan putih. ‘’Saya tidak tahu mana yang asli, karena harganya sama,’’ ungkapnya.
Satu tabung, lanjut Zumiatun pengecer menjual dengan harga Rp25 ribu. ‘’Tidak bisa ditawar, katanya mahal karena langka,’’ ungkapnya lagi.
Tidak ada pilihan lain, walaupun harganya mahal, Zumiatun terpaksa membelinya. ‘’Dari pada tidak masak di rumah,’’ lanjutnya lagi.
Hal senada diungkapkan, Nuriati warga Frensiana Garden, Batam Centre, sulitnya mencari tabung gas melon selama beberapa pekan terakhir. ‘’Kalaupun ada harganya mahal,’’ lanjutnya.
Nuriati curiga kelangkaan itu akibat ada permainan penyuling gas yang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan. ‘’Seharusnya pemerintah dan Pertamina turun tangan, memastikan stok cukup dan tidak disalahgunakan,’’ bebernya.
Memberikan sanksi terhadap pengecer maupun pangkalan yang menaikan harga seenaknya. ‘’Kalau dibiarkan, kelangkaan gas akan terus terulang,’’ bebernya.
Namun, sayangnya telepon seluler Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumberdaya Mineral (Kadisperindag dan ESDM) Kota Batam, Amsakar Achmad tidak aktif ketika hendak dikonfirmasi. ‘’Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif,’’ jawab operator GSM ketika menghubungi telpon seluler Amsakar.(hgt/mng)