PEKANBARU (RAIAUPOS.CO) - Sekolah Abdurrab Islamic School (AIS) terus memantau kondisi kesehatan siswa dan guru SMP dan SMA IT Abdurrab yang terpapar Covid-19. Pihak yayasan juga memfasilitasi guest house sebagai tempat isolasi, tenaga medis dan paramedis dan juga obat-obatan serta vitamin bagi penderita Covid-19.
"Tabrani Guest House kami sediakan untuk lokasi isolasi siswa dan guru yang terpapar Covid-19. Sekolah dan dibantu orangtua siswa juga menyiapkan multivitamin seperti vitamin D, vitamin C dan Zinc agar siswa dan guru yang terpapar segera sembuh," jelas pembina yayasan Dr dr Susiana Tabrani MPd, Liza Trisnawati ST MKom, Direktur Luluk Elvitaria MKom, Wakil Direktur M Syauli Perdana Putra MPd, Kepala SMP Abdurrab Islamic school Syafruddin SPd dan Kepala SMA Abdurrab Islamic School Annisa Fitriani SPd, Senin (29/11).
Susi mengungkapkan, 127 siswa dan guru SMP dan SMA IT Abdurrab Islamic School terpapar Covid-19. Rinciannya 30 siswa SMA, 97 siswa SMP dan 19 guru hasil swab PCR Puskesmas Garuda Marpoyan dan RS Madani serta swab PCR mandiri yang dilakukan orangtua siswa.
"Awalnya ada 2 guru kami yang kondisi kesehatannya menurun setelah menjalani vaksin kedua dan langsung diisolasi mandiri. Beberapa murid yang batuk pilek juga diisolasi. Sesuai dengan SOP/prosedur hadapi pandemi covid 19. Setelah tiga hari tidak sembuh, kami melakukan swab antigen pada 2 murid dan hasilnya reaktif. Setelah itu kami swab antigen pada guru dan siswa lainnya yang kontak erat. Bagi yang reaktif langsung kami isolasi di guest house," jelasnya.
Lalu pihak sekolah menginformasikan hasil swab antigen reaktif tersebut ke orangtua siswa. Kemudian 25 peserta didik langsung dibawa pulang orangtua masing-masing. Sedangkan sisanya orangtua ingin agar anaknya menjalani isolasi di sekolah saja. Kepercayaan orangtua tentu karena selama ini anaknya terjaga dengan baik. Sebagian murid murid adalah anak-anak dokter spesialis.
"Pihak terkait awalnya mau membawa siswa dan guru yang terpapar ke Asrama Haji Pekanbaru. Namun orangtua tetap ingin anaknya menjalani isolasi mandiri di sekolah, karena di guest house dan sekolah ada fasilitas ac, baju dilaundry, ada ahli gizi serta diawasi team klinik sekolah, dan suasana sekolah lebih nyaman," ulasnya
Sudah delapan hari siswa dan guru menjalani isolasi. "Hari ini (Senin, 29/11) siswa dan guru kembali diswab PCR, mudah-mudahan hasilnya sudah negatif. Rencananya Rabu (1/12) anak-anak akan dikembalikan ke masing-masing orangtua untuk rencana selanjutnya, tanggungjawab kami membeli obat sendiri, merawat anak-anak dengan rapi, sudah kami lakukan maksimal," sebutnya.
Susi menampik bila ada pihak-pihak yang mengatakan sekolah yang dirintisnya itu tidak menerapkan protokol kesehatan. Bahkan ia berani memastikan di Sekolah Abdurrab Islamic School sangat ketat dalam menjalankan protokol kesehatan. Baik dalam proses belajar mengajar hingga kegiatan pendukung sekolah.
"Bila ada siswa dan guru kami yang terpapar Covid-19, itu semua kehendak Allah SWT, bagaimanapun sudah ketat menjaganya. Kami jamin prokes dilaksanakan. Saya tak main-main dengan virus Corona itu. Apalagi saya juga penyintas, tak mungkin main-main dengan virus ini. Saya dan keluarga, sebagai founder sekolah ini juga dokter, keluarga besar saya semua dokter, tak mungkinlah kami abai, bisa dibuktikan di cctv sekolah, di grup whatsapp klinik dan standard operational procedure yang kami terapkan. Sejak offline bulan September dan Oktober sekolah aman saja berkegiatan," ujar Susiana.
Susi menambahkan, selama menjalani isolasi, peserta didik dan guru yang terpapar rutin senam pagi, berjemur dan tetap melakukan amalan harian secara terbatas.
"Harapan kami semoga anak-anak dan guru yang terpapar semua segera pulih kembali. Anak-anak akan ujian akhir semester, tapi karena terpapar terpaksa belajar dan ujian secara daring," pungkasnya.(mar)