BATAM (RP) – Banjir di Batam sepertinya bakal terus terjadi bertahun-tahun. Tahun ini, Dinas Pekerjaan Umum hanya menganggarkan sebesar Rp 10.855.343.400 untuk pengendalian banjir serta perbaikan jaringan pengairan. Padahal, untuk menangani puluhan titik banjir di Batam, sedikitnya memerlukan anggaran puluhan miliar rupiah.
Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, saat dikonfirmasi tentang desain utama drainase, mengakui desain itu memang belum selesai. Pembuatan desain drainase untuk se-kota Batam tidak semudah yang diperkirakan.
Ia akan memecah Batam dalam beberapa zona. Desain drainase itu akan dibuat seusai zona tersebut. “Kalaupun ada grand desain, memang tidak bisa keseluruhan. Kami akan buat desainnya parsial per kawasan tertentu,” kata Ahmad Dahlan saat ditemui di Kantor Wali Kota Batam, Senin (29/4).
Dahlan menilai, Batam wajar jika mengalami banjir. Pasalnya, hujan memang turun sangat deras. Sarana dan prasarana Batam tidak sebanding dengan curah hujan yang ada. Banjir itu akan surut ketika hujan reda. Hingga tinggal genangan-genangan airnya saja. “Semua kota juga akan banjir kalau hujannya sederas itu. Di Johor juga ada banjir kok,” kata Dahlan.
Dahlan juga menilai, penambahan titik banjir itu wajar. Ini sebagai akibat adanya penambahan lokasi pembangunan. Yang berarti juga ada penambahan lokasi cut and fill. “Pasti ada titik banjir baru, karena Batam dalam tahap pembangunan,” katanya.
Menurut Dahlan, para pengembang harus konsekuen dalam membangun. Mereka harus memperhatikan persyaratan pembangunan pemukiman. Seperti misalnya, tidak boleh sampai menimbun area yang seharusnya menjadi lalu lintas air.
Pengembang harus mau membuat jalan air, drainase, atau semacam pond untuk penanggulangan banjir. “Itu pasti memerlukan biaya. Tapi mereka harus melakukannya. Jangan karena bisnis saja, mereka mematikan orang banyak,” katanya. (rpg)
