TANJUNGPINANG (RP) - Kabar tak sedap terkait pelantikan eselon II dan III di Pemprov Kepri beberapa waktu lalu dan menimbulkan riak-riak di tengah masyarakat ditindaklanjuti dengan pertemuan tokoh LAM, Gubernur Kepri, Wagub Kepri, Ketua DPRD Kepri dan tokoh masyarakat lain di Gedung Daerah.
Kepada wartawan, HM Sani mengatakan tak pernah ada penekanan oleh Wagub terkait penempatan pejabat di eselon tadi. Menurutnya, jika pelantikan eselon II, III tidak bisa diterima masyarakat banyak, itu wajar saja, karena tidak semua kebijakan seorang pemimpin bisa diterima secara keseluruhan.
Bahkan HM Sani mengatakan dirinya bertanggung jawab kepada Tuhan. Ia yang menentukan itu, meski semuanya berdasarkan hasil Baperjakat. “Saya tidak berbohong,” kata gubernur.
Mengenai tudingan pejabat hanya diisi orang dari luar, dijawab gubernur dengan menyebutkan ada Kepala Badan Pengelola Perbatasan, Edy Sofyan, yang lahir di Moro, begitu juga dengan Kabiro Humas dan Protokol, Suriono, yang dilahirkan di Tanjungpinang. Ketidakterwakilan Natuna dan Anambas, menurut Gubernur, pejabat di dua kabupaten itu saja masih mengambil dari Tanjungpinang.
Gubernur memberikan contoh, “Waktu itu ada satu anak Penyengat di Karimun, di bagian Keuangan, waktu itu diminta provinsi tapi tidak dibolehkan bupati. Jadi mau bilang apa lagi kalau tidak dikasih.
Santernya permintaan dimanfaatkannya putra daerah, kalau betul-betul bisa difolow-up ke depan akan dimanfaatkan. Kalau ada memang yangg berkualitas dan loyalitas bagus dan sinergi lain kenapa tidak, kalau ada lebih bagus, dilihat ke depan, mana yang patut duduk dan tidak.
Wakil Gubernur Kepri, Soerya Respationo mengatakan sudah ada klarifikasi langsung dari Gubernur di dalam rapat, bahwa Gubernur tidak pernah ditekan olehnya dan malahan gubernur mengatakan justru Gubernur yang menyebutkan nama-nama pejabat tersebut.
“Kalau saya masih difitnah seperti itu mari kita berdoa supaya yang melakukannya bertobat,” ungkap Soerya.
Sedangkan menurut Ketua DPRD Kepri, Nur Syafriadi, Gubernur dan Wagub tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Penodaan atau penistaan terhadap salah satu dari mereka juga dirasakan keduanya.Nur melihat bahwa semua yang hadir di rapat bisa memahami untuk saling mendukung pemerintahan Sani-Soerya.(rpg)