BATAM (RP) - Warga SeiBeduk resah dengan beredarnya beras oplosan di sejumlah pasar. Beras oplosan tersebut ditemukan di dalam karung merek Budak Beras Super.
Kejanggalan itu diungkapkan oleh Ismail Machbor, warga Seipancur, Seibeduk saat membeli beberapa karung beras Budak di salah satu toko di pasar Seipancur satu pekan lalu. Saat membuka karung, ia kaget karena menemukan beras di dalam karung tidak seperti beras Budak yang dikonsumsinya selama ini.
“Berasnya berwarna kekuningan dan banyak yang masih berkulit. Di dalamnya tercampur banyak gilingan jagung, batu, dan bulir-bulir beras rusak,” katanya kepada RPG di dekat lapangan Seipancur, Kamis (27/9).
Pekerja di kawasan industri Kabil itu jeli melihat adanya beras oplosan karena ia memiliki usaha beras yang dijalankan bersama istrinya. Yang sering ia dagangkan adalah beras bermerek Budak Beras Super.
Yang membuatnya jengkel karena beras dengan kualitas lebih rendah itu dijual seharga beras Budak kualitas baik yang selama ini dibeli Ismail, yakni seharga Rp 7 ribu per kilogram. Namun setelah dimasak hasilnya berbeda.
“Beras Budak yang biasa saya konsumsi setelah dimasak bisa tahan sampai dua hari dalam magic jar. Tapi yang oplosan, hanya bertahan semalam dan besoknya sudah basi karena nasinya terlalu basah dan lembab,” kata Ismail.
Dari penampilan luar, Ismail mengungkapkan ada perbedaan karung yang digunakan untuk membungkus beras tersebut. Sebelumnya beras yang dibelinya dimasukkan ke dalam karung berukuran 25 kilogram yang didalamnya juga dilapisi dengan plastik. Jahitannya di sampingnya pun rapih.
“Karung beras oplosan tidak memiliki plastik pembungkus di dalamnya dan jahitan sampingnya pun tidak rapi,” ujarnya.
Ismail sendiri sudah mengajukan keluhan kepada toko tempat ia membeli beras tersebut. Di sana, Ismail diminta mengembalikan beras jika mutu berasnya lebih rendah dari biasanya.
Pantauan RPG di beberapa toko yang menjual beras Budak Beras Super, sangat jarang beras tersebut dijual dengan wadah karung terbuka.(rpg)