SEKUPANG (RP) - Ratusan nelayan yang tergabung dalam koalisi nelayan Kecamatan Belakangpadang turun ke laut menggunakan perahu pompong menuju perairan Pulau Nipah, berunjuk rasa, Kamis (27/6) sekitar pukul 08.30 WIB. Mereka keberatan dengan kapal tanker milik asing yang berlabuh jangkar di perairan Pulau Nipah.
Menurut koordinator aksi, Faisal, dampaknya bisa mempengaruhi tangkapan ikan jadi sulit. Sejumlah kapal tanker yang sudah terlanjur labuh jangkar diusirnya paksa.
Selain keberatan atas berlabuhnya jangkar kapal asing di Pulau Nipah, ratusan nelayan pengunjuk rasa juga meminta pemerintah untuk mencabut izin Nipah Transit and Anchorage Area (NTAA).
‘’Kapal itu sering menabrak jaring yang kami pasang. Itu sangat berimbas pada mata pencaharian kami,’’ ujar koordinator aksi, Faisal.
Aksi nelayan yang dipimpin Faisal mengatakan, terdapat 4 tug boat dan 7 kapal tanker milik asing yaitu, MT Sena Jumbo, MT A Framat Rio, MT Armada Ali, HS Alcina, Maharanti Sprite dan Front Cecilie, yang masih berlabuh jangkar di perairan Nipah.
‘’Aksi nelayan ini murni untuk mengusir sejumlah kapal tanker milik asing. Keberadaan kapal ini sangat mengganggu aktivitas nelayan untuk menangkap ikan setiap harinya, bahkan jaring tangkapan kami pada rusak semua,’’ terang Faisal.
Pantauan RPG, tampak puluhan kapal perahu milik nelayan saat menuju lokasi berlabuh jangkarnya kapal tanker. Unjuk rasa ratusan nelayan ini mendapat pengawalan ketat dari TNI AL dan Direktorat Polair Polda Kepri.
Menurut Direktur Polair Polda Kepri, Kombes Yassin Kosasih, aksi para nelayan sengaja diawasi oleh aparat untuk mencegah terjadinya aksi anarkis yang tidak diinginkan saat sejumlah nelayan mencoba naik di kapal tanker milik asing. ‘’Prosedurnya memang harus dikawal, untuk menghindari hal yang tak diinginkan,’’ terang Yassin.(gas/rpg)