BATAM (RIAUPOS.CO) - Sembilan anggota Komisi I DPRD Kota Batam plesiran ke Bali selama empat hari dengan agenda keamanan dan ketertiban, Senin (27/1).  

Rencananya mereka akan berada di sana hingga Kamis (30/1) mendatang. Diperkirakan biaya APBD yang dihabiskan setiap anggota dewan mencapai Rp10 juta.

Sekretaris DPRD Kota Batam Marzuki mengatakan bahwa dalam Surat Perintah Tugas (SPT) yang ditandatangani, Nuryanto selaku Ketua Komisi I menyebutkan bahwa kunjungan kerja tersebut diikuti semua anggota komisi.

Dalam SPT Nomor 046/spt/kom.1/DPRD/ I/ 2014 tersebut tercantum semua anggota komisi I di antaranya Nuryanto, AA Sany, Helmi Hemilton, Sukaryo, Eddi Lummawie, Tintin Yuniastuti, Basri Harun, Beliefman Sijabat, Ruslan Ali Wasyim dan Joko Martono.

Menurut Marzuki, sesuai ketentuan setiap anggota yang berangkat berhak mendapatkan uang saku, uang transport dan penginapan.

Untuk uang saku, setiap anggota dewan berhak mendapatkan Rp1,6 juta per hari ditambah uang transport, tiket pesawat PP dan plafon penginapan Rp1 juta per malam.

‘’Kalau uang saku itu dibayar tunai, tetapi yang lainnya nanti setelah mereka pulang. Tetapi plafon anggaran hotel itu Rp1 juta ditambah tiket. Kalau masalah yang lain-lain saya kurang tahu,’’ katanya.

Dari 10 nama tersebut, belakangan diketahui bahwa Soekaryo, dari Fraksi PKS tidak jadi berangkat ke Bali. Seorang staf dari Sekwan mengaku tidak mengetahui alasan pembatalah tersebut.

‘’Ia batal berangkat dan memberitahukannya tidak lama sebelum berangkat,’’ katanya.

Soekaryo sendiri mengakui keberangkatan kunjungan kerja komisi I tersebut. Ia mengaku batal ke Pulau Dewata tersebut karena ada urusan yang harus diselesaikan di Batam. Ia juga mengaku tidak akan mengambil biaya SPT.

‘’Saya tidak berangkat, teman-teman yang berangkat. Tanya saja teman-teman yang lain,’’ katanya.(ian/rpg)