DPRD Kepri Tagih Janji Pertamina

Pendidikan | Kamis, 27 September 2012 - 08:32 WIB

TANJUNGPINANG (RP) - DPRD Kepri menagih janji Terminal BBM Kijang pada pertengahan September akan menyuplai BBM jenis Avtur ke Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang.

Hingga saat ini, suplai yang dijanjikan ini belum juga terealisasi. Demikian ditegaskan Anggota Komisi II Bidang Anggaran dan Ekonomi DPRD Kepri, Rudi Chua.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

”Katanya dulu cuma empat hari untuk uji laboratorium. Tapi sampai sekarang avtur ini belum juga didistribusikan ke Bandara RHF,” ujar Rudi.

Menurutnya, ketelitian dan keamanan penerbangan yang berkaitan langsung dengan bahan bakarnya ini memang perlu diutamakan. Namun, persoalan waktu dan janji yang pernah disampaikan pihak Terminal BBM Kijang juga harus tepat.

Pasalnya, jika hal ini mengambang, dikhawatirkan bisa berdampak pada hengkangya sejumlah maskapai penerbangan dari Tanjungpinang.

”Saya sendiri tidak bisa memungkiri dan menyenmbunyikan, bahwa Batavia yang meminta off sementara hingga 18 hari ke depan ini, ada kaitannya juga dengan penyediaan avtur yang tidak normal,” terangnya.

Sebab, kata Rudi, Batavia Air adalah maskapai yang paling banyak merasakan kerugian, ketika avtur yang beberapa bulan terakhir selalu macet masuk ke bandara.

”Takutnya, off sementara ini hanya mencoba melihat perkembangan ketersediaan fasilitas, dalam hal ini avtur. Jika tidak ada perubahan yang siginifikan, bisa-bisa mereka (Batavia, red) hengkang beneran,” imbuhnya.

Apa yang dipertanyakan Rudi sebagai anggota DPRD Kepri ini, tidak terlepas dari pernyataan Operational Head Terminal BBM Kijang, Muhammadi.

Dua pekan lalu, tepatnya (10/9), Muhammadi mengatakan, bahwa terminal BBM Kijang sudah menerima sekitar 350 lilo liter (KL) avtur, dari kapal tanker.

Avtur ini masuk pada (4/9), lalu diendapkan selama empat hari sebagai proses untuk uji coba depot baru. Kemudian hasil endapan ini, oleh pertamina Kijang dikirimkan ke Pertamina Dumai, Riau untuk diuji laboratorium.

Dengan durasi waktu empat hari juga. Nah, sampai saat ini, hasil tersebut belum diketahui, dengan belum dikirimnya avtur ke RHF.

Menanggapi pertanyaan Rudi, Muhammadi menjawab, saat ini memang masih dalam tahapan pengujian laboratorium yang kedua. Untuk tahapan pengujian kedua ini, waktunya paling lama sekitar dua pekan.

 “Kalau hasil yang pertama sudah ada, tapi itu belum sampai ke kami juga. Nanti sekalian dengan uji laboratorium kedua, yang akan dikirimkan dari Pertamina, Medan,” ujarnya.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook