BATAM (RP) - Belajar mengajar pascalibur panjang mulai dilakukan di seluruh sekolah baik SD hingga SMA/SMK sederajat. Sayangnya, hari pertama belajar mengajar ini, ratusan siswa terpaksa duduk di lantai karena sekolah kekurangan kursi.
Hal ini diakui Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Batam, Muslim Bidin melalui Kabid pendidikan dasarnya, Rustam Efendi. Sejumlah SD bahkan SMP negeri lainnya bernasib serupa.
Seperti SD 003 Batuaji yang kelebihan 2 kelas, SD 24 Galang kelebihan siswanya 2 kelas, SD 001 Batam Kota kelebihan 1 kelas, SD 005 Seibeduk kelebihan dua kelas, SD 20 Galang satu kelas, dan SD 21 Galang juga satu kelas. Semua SD negeri yang disebutkan diatas merupakan sekolah yang beberapa siswanya tak kebagian bangku sekolah dan terpaksa duduk lesehan di karpet saat belajar.
Sementara untuk SMP negeri juga ada beberapa yang siswanya belajar yakni SMP Negeri 3, SMP 11, SMP 12, SMP 21, dan SMP 16. Kalau tidak, siswa tersebut menempati ruangan yang ada disekolah namun sebenarnya bukan diperuntukkan proses belajar mengajar misalnya seperti ruang pertemuan.
Rustam mengatakan, yang menyebabkan siswa sampai tak dapat bangku dan terpaksa belajar dengan cara lesehan adalah tak seimbangnya ruang kelas yang tersedia disekolah dengan jumlah siswa yang diterimanya.
“Seperti yang hangat disoroti media misalnya SD Negeri 09 di Kavling Lama Sagulung. Sekitar 40 siswanya terpaksa belajar lesehan dilantai mushola sekolah. Karena pada saat awal pendaftaran penerimaan siswa baru, kapasitasnya hanya untuk empat ruang kelas. Berhubung pendaftarnya membludak, apalagi dibanjiri masyarakat sekitar lingkungan sekolah, terpaksalah diambil inisiatif diterima semuanya, dengan konsekuensi, siswa ada yang harus duduk lesehan dalam belajar. Dan orangtua harus memaklumi hal itu,” terang Rustam.
Namun, saat ini untuk pengadaan dan penambahan jumlah bangku dan ruang kelas sudah dianggarkan dalam APBD Perubahan Kota Batam tahun 2013 ini.
“Kalau tak ada halangan, bulan Oktober, anggaran untuk pengadaan dan penambahan jumlah bangku serta ruang kelas dana APBD sudah bisa turun untuk membenahi sekolah yang memang over kapasitas. Jadi pada bulan Oktober nanti kalau APBD perubahan sudah turun, tak akan ada anak sekolah yang dalam belajar terpaksa duduk lesehan dilantai. Semua harus duduk dibangku sekolah,” tegas Rustam. (gas/rpg)