PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Stunting adalah suatu kondisi dimana panjang atau tinggi badan tidak sesuai dengan usia anak, atau anak dianggap lebih pendek jika dibandingkan dengan anak lain pada kelompok usia yang sama. Stunting merupakan masalah gizi kronik yang dapat memengaruhi kualitas hidup anak kedepannya karena memberikan dampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak, sehingga stunting sangat membutuhkan penanganan yang serius.
Mengatasi masalah stunting pada anak Indonesia menjadi salah satu target Presiden Jokowi, dimana Presiden Jokowi memiliki target untuk menurunkan angka stunting di Indonesia menjadi 14 persen pada tahun 2024. Sudah banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kejadian stunting dan usaha ini sudah menunjukkan hasil diantaranya adanya penurunan angka kejadian stunting setiap tahunnya.
Tim penelitian dari STIKes Hang Tuah Pekanbaru melakukan penelitian terkait stunting di salah satu lokasi fokus (lokus) stunting di Provinsi Riau, yaitu Desa Bangun Purba Barat, Kabupaten Rokan Hulu. Tim penelitian terdiri dari Nia Maryuni, Agnita Utami, Vella Yovinna Tobing, Riau Roslita dan Dewi Kurnia Putri. Penelitian ini dilakukan pada seluruh ibu yang memiliki balita stunting di Desa Bangun Purba Barat, berjumlah 68 orang. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu Januari-Juni 2021, bekerjasama dengan pihak Puskesmas Bangun Purba Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang dengan balita stunting memiliki pengetahuan yang kurang tentang nutrisi, yaitu sebanyak 70 persen. Hanya 12 persen ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk balita. Balita (bayi hingga usia lima tahun) disebut juga sebagai periode Golden Age (Periode Emas), dimana didalamnya termasuk periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Periode ini membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak. Sehingga pengetahuan ibu terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi menjadi hal penting dalam mencegah stunting. Usia balita masih membutuhkan perhatian dan dukungan dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Menurut Devi (2012) Seorang ibu yang memiliki pengetahuan baik, tentu akan mempengaruhi sikap yang baik juga dalam pemenuhan gizi balita. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kondisi stunting pada anak. Artinya, pengetahuan ibu terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi anak selama masa balita akan memberikan pengaruh terhadap kejadian stunting.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Langi, Djendra, Purba & Todanggene (2019) yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita 2-5 tahun di Kabupaten Minahasa. Hasil penelitian Pormes, Rompas & Ismanto (2014) juga menyatakan hal yang sama. Penelitian ini dilakukan di Manado dan menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan orang tua tentang gizi dengan stunting pada anak usia 4-5 tahun.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa edukasi pada ibu terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang anak merupakan hal yang sangat penting dan tentunya dapat mencegah terjadinya stunting. Pengetahuan ibu tentunya akan menentukan perilaku ibu dalam memberikan asupan gizi yang sesuai untuk masa tumbuh kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik dapat dipengaruhi dari asupan nutrisi yang sesuai kebutuhan anak.
Hal ini diharapkan berbagai inovasi dalam melakukan edukasi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu. Sehingga bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi kejadian stunting di Indonesia. Manfaat lain yang diperoleh dari pemberian edukasi pada ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah dapat mencegah kejadian stunting pada balita, sehingga balita dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.(rls/ifr)
Editor: Eka G Putra