TANJUNGPINANG (RP) - Ratusan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (Stisipol) Raja Haji, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dan STIE Tanjungpinang menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor Gubernur Kepri, Rabu (24/10).
Dalam aksinya ratusan mahasiswa ini menyampaikan dua tuntutan. Kedua tuntutan itu masih terkait dengan pengunduran diri Kepala Dinas Kelautan Perikanan (DKP) Kepri, Azirwan.
Iswandi sebagai salah seorang orator, menyampaikan bahwa mahasiswa yang mendukung sikap gentleman dan ksatria Azirwan yang mundur dari jabatannya.
Sikap itu harus ditindaklanjuti Gubkepri HM Sani dengan cara mencopot mantan napi korupsi yang kini menjadi pejabat eselon II dan III di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kepri.
”Pertama, kami minta agar HM Sani selaku gubernur tegas terhadap bupati dan wali kota, agar mereka segera mencopot para pejabatnya yang mantan koruptor dan hingga saat ini masih menjabat,” tegasnya.
Tuntutan kedua dari ratusan mahasiswa ini, yaitu pengusutan tuntas dugaan penyelewengan dana hibah kepada Yayasan Pendidikan Kepri yang mengelola UMRAH dengan nilai sekitar Rp68 miliar.
Sampai saat ini dana hibah dari yayasan yang saat itu diketuai Suhajar Diantoro, tidak jelas pertanggungjawabannya. Bahkan, hingga UMRAH sudah beralih status dari perguruan tinggi swasta menjadi negeri.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB ini awalnya hanya diikuti puluhan mahasiswa saja. Namun dalam 30 menit, jumlah pendemo makin bertambah hingga mencapai ratusan orang.
Para mahasiswa ini meminta, agar Gubernur Kepri HM Sani dan Sekdaprov Suhajar Diantoro yang datang menemui mereka.
”Kami tidak mau selain dua orang itu, yang mendatangi kami. Untuk gubernur kami meminta jawaban dan komitmennya untuk mencopot mantan koruptor yang masih menjabat. Sedangkan untuk Sekda, kami ingin mempertanyakan dana hibah yayasan UMRAH,” pintanya.
Setelah lama berorasi dan tidak juga mendapat tanggapan dari internal pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, mahasiswa mengancam akan memaksa masuk ke kantor gubernur dan mencari kedua pejabat tertinggi di provinsi itu, untuk dimintai tanggapannya secara langsung.
Ancaman yang disertai gerakan maju dari barisan pendemo ini, sempat membuat aparat yang berjaga kaget dan langsung merapatkan barisan mengahalau massa mahasiswa yang mulai emosi.
Bahkan beberapa perwira polisi yang mengawasi anggotanya dari belakang, bolak balik masuk ke kantor gubernur.
Polisi pun meminta agar harus dihadirkan salah satu pejabat di Pemprov Kepri untuk mendengarkan atau menjawab tuntutan mahasiswa. Pasalnya, ratusan mahasiswa ini mulai merangsek masuk dan terjadi aksi dorong dengan aparat paling depan.
Beberapa saat setelah dorong-dorongan mahasiswa dan polisi ini terjadi, barulah Kepala Kesbangpolinmas Kepri Syafri Salisman datang. Syafri datang untuk mengajak para mahasiswa berdialog di dalam kantor. Namun dengan catatan, hanya beberapa mahasiswa saja sebagai perwakilannya.
Namun tawaran Syafri ini ditolak mentah-mentah oleh pengunjuk rasa. Mereka meminta kepada Syafri agar tidak perlu dialog, dan harus dijelaskan secara terbuka penyebab HM Sani dan Suhajar tidak berani menemui pendemo.
”Saat ini Pak Gubernur lagi ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan, begitu juga dengan Pak Sekda,” jawab Syafri ke pendemo.
Jawaban tersebut tetap tidak membuat mahasiswa puas, dan malah meneriaki Syafri agar sesegera mungkin menghadirkan gubernur.
Ketika kesepakatan dialog tidak terpenuhi, para pengunjuk rasapun menitipkan tuntutan kepada gubernur dan sekda, di mana dua tuntutan ini harus terjawab dalam maksimal tiga hari ke depan. ”Ok, nanti saya sampaikan semua tuntutan ini ke gubernur,” janji Syafri.
Kendati membubarkan diri dan tidak berorasi lagi, akan tetapi ratusan mahasiswa ini belum pulang dan malah berseliweran di halaman kantor gubernur. Ada juga yang mengambil posisi beristirahat di kantin kantor gubernur.
”Kami hanya istirahat sebentar, lalu akan melanjutkan aksi lagi,” kata Iswandi.
Tidak sampai sejam beristirahat, terlihat pulahan mahasiswa yang lepas dari pengawalan aparat berhasil masuk ke kantor gubernur melalui pintu belakang. Aksi kucing-kucingan dengan petugaspun terjadi.
Para mahasiswa berhasil masuk ke lantai dua, di mana ruangan kerja orang nomor satu di provinsi ini berada di lantai yang sama. Ternyata aksi mahasiswa ini sudah tercium aparat.
Sedikitnya belasan aparat yang dibantu satpol PP telah menjaga pintu akses lantai dua. Termasuk belasan polisi yang berjaga di depan ruang kerja gubernur.
Dari pantauan RPG, aparat yang berjaga di halaman kantor gubernur cukup banyak. Bukan hanya anggota kepolisian dari Polresta Tanjungpinang saja, terlihat juga sejumlah anggota kepolisian dari Polairut Polda Kepri dan anggota Dalmas Polda Kepri.(eca)