SMP Santa Maria Terapkan Program SBT

Pendidikan | Jumat, 25 Mei 2018 - 09:25 WIB

SMP Santa Maria Terapkan Program SBT
SIMULASI: Para pelajar SMP Santa Maria Pekanbaru melakukan simulasi Smartphone Based Test (SBT) atau ujian berbasis smartphone, beberapa waktu lalu. SMP Santa Maria for Riau Pos

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - SMP Santa Maria yang berlokasi di Jalan Letjend S Parman Pekanbaru merupakan salah satu sekolah di bawah naungan Yayasan Prayoga Riau (YPR). Pada era digital ini, SMP Santa Maria terus menginovasi diri dalam sistem pembelajaran dengan penerapan Information and Technology (IT). Dan salah satunya menggunakan gadget dalam sistem ulangan harian dan ujian semester yang dikenal dengan Smartphone Based Test (SBT).

Kepala SMP Santa Maria Ferdinandus Nipa SPd mengatakan, SBT merupakan program ulangan atau ujian dengan menggunakan smartphone atau IOS. Woka-exambrowser dipilih SMP Santa Maria sebagai aplikasi penunjang pelaksanaan SBT. Program ini sudah diteliti dan dikaji oleh tim IT  dari segi keamanan dan keakuratan penggunaannya. Dengan program ini, peserta didik tidak bisa mengakses apapun selama ujian berlangsung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Program ini pertama kali di-launching pada pelaksanaan ulangan harian (UH) keempat pada 16 April 2018  dan akan digunakan kembali untuk ujian semester genap tahun ajaran 2017/2018. Untuk melihat kesiapan dan kelancaran sistem saat ujian, SMP Santa Maria telah melakukan tiga kali simulasi. Simulasi pertama (15/5), simulasi kedua (19/5) dan simulasi ketiga (21/5).

SMP Santa Maria berkomitmen menjadikan program SBT ini menjadi program berkelanjutan. Peserta didik yang tidak memiliki smartphone difasilitasi oleh sekolah dengan menggunakan laboratorium komputer. “Program ini membiasakan peserta didik menggunakan smartphone untuk hal yang positif dan bermanfaat, kami berkomitmen menjadikan sekolah tanpa kertas,” ungkap Ferdinandus Nipa SPd.

“Program ini juga hemat biaya,  waktu serta tenaga dalam pengoreksiannya. Namun, tidak mengurangi esensi guru sebagai pengawas.” tambahnya.(rif/c)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook