1.500 Buruh Sanmina Mogok

Pendidikan | Jumat, 24 Februari 2012 - 07:49 WIB

Laporan RPG, Batam

Sekitar 1.500 karyawan PT Sanmina SCI di Batamindo Industrial Park (BIP) Jalan Beringin Lot 5, Mukakuning, berunjuk rasa menuntut upah sundulan Rp222 ribu, Kamis (23/2). Selain itu, mereka juga menuntut tunjangan perumahan dan tunjangan prestasi sesui jabatan masing-masing karyawan serta meminta agar Manager Human Resource Departement (HRD) Sanmina, Esty diganti.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Demontrasi yang dimulai sejak pukul 06.00 WIB itu membuat aktivitas perusahaan lumpuh total. Para pendemo memblokir pintu masuk perusahaan. Menjelang siang demo kian panas lantaran mendapat dukungan penuh dari Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI), pengurus unit kerja (PUK) dari PT Servo, Varta, Nutune dan Infenion.

Para pendemo tertahan di depan pintu gerbang karena dijaga ketat aparat kepolisian dan TNI agar tidak menorobos masuk. Mereka membentangkan spanduk, dan berorasi melalui pengeras suara.

Menurut Darmo Juwono, Ketua FSPMI PUK Sanmina SCI aksi demo ini terjadi karena sudah tiga kali melakukan perundingan dengan pihak manejemen terkait tuntutan tersebut namun selalu menuai jalan buntu. Bahkan tak terakomodir sama sekali. “Tuntutan awal hanya upah sundulan dan uang tunjangan perumahan, tapi selalu gagal karena tak ada tanggapan dari perusahaan. Sehingga rekan-rekan semua demo,”  ujarnya.

Dalam aksi demi itu, sambung Darmo, karyawan menambahkan tuntutan mereka di antaranya tunjangan perumahan untuk karyawan operator sebesar Rp300 ribu, teknisi Rp500 ribu dan staf Rp700 ribu. Tunjangan prestasi tahunan untuk operator lima persen, Teknisi delapan persen dan staf 12 persen dari gaji pokok mereka.

Tuntutan tunjangan prestasi menurut Darmi, berdasarkan kajian keuntungan perusahaan dari hasil kerja karyawan. Selama ini perusahaan elektronik itu termasuk salah satu cabang perusahaan dengan penghasil terbesar dari beberapa cabang perusahaan di negera-negara tetangga. Tahun 2000 hingga 2003 menurut karyawan, Sanmina Batam menjadi dewa penyelamat bagi cabang perusahaan yang sama di Singpura. Karena Down selama tiga tahun Sanmina Batam akhirnya menutupi kekurangan di perusahaan cabang Singapura.

‘’Itu kami karyawan lama tahu betul. Bahkan hampir sepertiga pendapatan PT ini dialihkan ke cabang Singapura. Jadi perlu ada tunjangan prestasi buat kami. Jangan hanya kenyangkan orang luar negeri sementara kami karyawan ditelantarkan. Kami bukan budak,” ujar Roslin, salah seorang pendemo yang ikuti dengan tariakan dari rekan-rekannya yang lain.

Tuntutan terakhir dari pendemo adalah penggantian HRD PT Sanmina SCI Esty. Karena dinilai tak mampu mengakomodir tuntutan karyawan. HRD juga tidak jeli menghadapi atau mengatasi persoalan karyawan. Karyawan yang sakit saat kerja malah ditelantarkan.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook