TANJUNGPINANG (RP) - Lingkungan dan lahan hutan Kota Tanjungpinang semakin hari semakin gersang dan gundul. Ini karena aktivitas tambang bauksit yang akhir-akhir ini terkesan membabi buta. Lahan yang awalnya hijau, berubah menjadi gundul.
‘’Sementara proses reboisasi di bekas lahan tambang tidak berjalan sempurna. Pohon pengganti tidak bisa tumbuh dengan baik,’’kata Wakil Ketua DPRD Tanjungpinang Husnizar Hood.
Legislator Partai Demokrat ini memastikan, sekitar 75 persen wilayah hutan Tanjungpinang, telah gundul akibat tambang.
Untuk mengembalikan pada kondisi semula, ujarnya memakan waktu 10 hingga 15 tahun.
‘’Setidaknya, inilah warisan wali kota sekarang yang akan diberikan pada wali kota selanjutnya,’’ tegas Husnizar.
Kata Husnizar, DPRD telah beberapa kali mengingatkan instansi terkait soal masalah ini. Namun, Pemko bergeming (diam).
Bahkan, membiarkan subkon-sub kontraktor perusahaan tambang yang miliki izin, melakukan aktivitas di lapangan. Tidak heran, banyak subkon baru dengan leluasa melakukan aktivitas tambang. Tidak jarang pula, dewan menemui ada aktivitas ilegal ikut mewarnai pengerukan bauksit di wilayah Kota Tanjungpinang.
‘’Siapa yang patut disalahkan, tentu si pemberi izin. DPRD hanya menerima dampak saja, jika aktivitas itu melanggar ketentuan,’’ katanya.
Tidak jarang pula terlihat, beberapa perusahaan tambang saat kejar tayang untuk memenuhi setoran.(eca)