25 Ton Ikan Formalin Disita

Pendidikan | Selasa, 21 Februari 2012 - 08:23 WIB

Laporan RPG, Batam

Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Batam, Ashari Syarief mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyita 25 ton ikan impor yang berasal dari Pakistan, Selasa (14/2) lalu. Kepastian ikan impor itu mengandung formalin setelah karantina melakukan uji laboratorium di instalasi karantina.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Ikan berformalin itu kita sita pada 14 Februari. Setelah disita, maka pada hari itu juga kita melakukan uji laboratorium di instalasi karantina. Ini merupakan kasus ikan berformalin pertama,” kata Ashari didampingi Kadis KP2K, drh Suhartini di Kantor Karantina Ikan, Batam Centre, Senin (20/2) siang.

Kepastian ikan itu mengandung formalin setelah karantina ikan melakukan dua metode tes. Tes yang dilakukan adalah tes konvensional dan rapid test. “Setelah dilakukan tes, diketahui bahwa ikan impor dari Pakistan itu positif mengandung formalin,” ungkapnya.

Sejauh ini, Ashari mengaku bahwa pihaknya sudah menginformasikan temuan ikan mengandung formalin ke PT Bintang Nusantara Mulia, perusahaan yang memasukkan ikan itu ke Batam. Karantina, kata dia juga menginfomasikan ke perusahaan tersebut soal opsi terhadap ikan impor yang mengandung formalin yang kini disita karantina ikan.

‘’Sesuai ketentuan karantina, ada dua opsi tindakan yang bisa dilakukan terhadap ikan impor yang mengandung formalin itu,” tambahnya.

Adapun kedua opsi itu, tambah dia, yaitu pertama penolakan atau reekspor. Sementara opsi kedua adalah ikan tersebut dimusnahkan jika memang perusahaan tidak mau melakukan reekspor. “Saat kita informasikan ke perusahaan, perusahaan itu meminta dilakukan opsi penolakan atau reekspor. Tapi jika perusahaan tidak mau opsi reekspor, maka kita melakukan pemusnahan,” ungkapnya.  Soal dokumen impor, kata Ashari, perusahaan itu memiliki izin dan prosedur pemasukan ikan juga legal.

 Begitu juga dengan dokumen impor juga lengkap. “Tapi kita tidak langsung percaya begitu saja. Begitu ikan masuk ke Batam, kita melakukan pemeriksaan dan uji laboratorium di instalasi karantina dan hasilnya positif ikan impor itu mengandung formalin,” paparnya.

Kadis KP2K Kota Batam, drh Suhartini menambahkan bahwa kepastian ikan itu mengandung formalin setelah dilakukan pengecekan oleh Karantina Ikan. “Formalin itu berbahaya bagi kesehatan. Jadi memang kita harus mewaspadai,” tegasnya.

   Dinas KP2K, tambah dia memang sangat berkepentingan menjaga supaya ikan mengandung formalin tidak dikonsumsi warga dan tidak sampai keluar Batam. “Kalau sampai ikan itu keluar Batam dan masuk ke daerah lain di Indonesia juga kan berbahaya kalau dikonsumsi,” ucapnya.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook