Awal Bros Batam Sukses Tangani Bayi Penderita Gastroschisis

Pendidikan | Minggu, 20 Oktober 2013 - 09:03 WIB

BATAM (RP)- Bayi penderita usus keluar atau dalam istilah kedokteran disebut Gastroschisis yang ditangani pihak Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam, akhirnya selamat setelah menjalani operasi. Dalam operasi ini, tim dokter berhasil memasukkan kembali usus ke dalam tubuh bayi tersebut.

“Operasi dilakukan sekitar dua minggu lalu dan prosesnya memakan waktu kurang lebih tiga jam dengan tim dokter yang dipimpin dr Siti Iqbalwanty, SpBA,” ujar Damara Dwiky, bagian Hubungan Masyarakat (Humas) RSAB, Jumat (18/10).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut Damara, kondisi kelainan pada bayi ini diketahui sesaat setelah dilahirkan. Bayi yang saat ini telah berumur sebulan ini, kondisinya sudah membaik dan normal. “Mulai kuat minum ASI. Rencananya tiga bulan ke depan akan dilakukan operasi kembali,” jelasnya.

Operasi untuk menyelamatkan bayi pasangan Lindawati dan Budianto ini memakan biaya kurang lebih Rp 60 juta. Biaya ini berasal dari bantuan rekan-rekan serta keluarga kedua orang tua bayi yang hingga kini belum diberi nama itu.

“Bagi kami tentu saja ini keberhasilan dalam menangani kasus operasi yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Untuk keluarga kami harap tabah dan bersabar dalam menjalani keadaan ini,” kata Damara.

Sementara itu, dr Siti, salah satu tim dokter yang ikut menangani operasi sang bayi saat konferensi pers di RSAB mengatakan, kasus ini terbilang langka di Batam. Menurutnya, penonjolan isi abdomen yang melibatkan lambung dan usus melalui efek dinding depan abdomen sebelah kanan tali pusat, terlihat mengerikan. “Dengan kondisi usus ada di luar dinding perut dan tampak kehitaman sebagian,” katanya.

Untuk menghindari kasus seperti ini, lanjut Siti, pada masa-masa awal kehamilan, ibu harus benar-benar menjaga kandungannya. Karena kelainan pada bayi ini bisa diakibatkan dari penggunaan obat-obatan pada masa kehamilan seperti aspirin, ibuprofen, pseudefedrin pada awal kehamilan. Selain itu juga disebabkan konsumsi rokok, alkohol, obat penenang dan ada juga karena astresia intestinal (kelainan kromosom). “Gaya hidup atau kebutuhan gizi kurang saat kehamilan juga bisa disebut penyebab utama,” kata Siti meyakinkan. Namun bisa juga akibat dari sosial ekonomi keluarga yang rendah.

Budianto, 33, ayah dari sang bayi merasa bahagia ketika sang bayi berhasil melewati masa-masa sulit. Baginya keberhasilan pihak RSAB melakukan operasi terhadap anaknya merupakan anugerah dari sang pencipta untuk keluarga kecilnya. Pada kesempatan itu juga Budi berharap teman-teman dan keluarga yang telah membantu pembiayaan operasi buah hatinya itu agar dapat bersikap ikhlas. “Saya berterima kasih sekali kepada pihak rumah sakit dan teman-teman serta keluarga yang telah membantu,” katanya. (cr3/cr4)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook