PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Politeknik Caltex Riau (PCR) sepakat menjalin kerja sama dengan PT Global Investment Institusi (LX Internasional Indonesia) dalam hal pembentukan Pusat Pembelajaran Informatika. Kesepakatan ini dituangkan dalam penandatanganan Memorandum of Agreement yang digelar Jumat (20/5/2022).
PT GII sendiri adalah anak perusahaan dari perusahaan besar Korea Selatan yaitu LG International Corp. Saat ini PT GII berlokasi di Indonesia tepatnya di Jakarta.
Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong pemenuhan kebutuhan SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi bagi industri dalam negeri sesuai dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan.
Choi Min selaku Managing Director LX International mengatakan, dirinya sangat senang dan bangga dapat langsung hadir pada acara perjanjian kerja sama ini.
"Saya akan tetap konsisten tim saya untuk mengembangkan proyek kita ini dan mensukseskannya dalam waktu yang relatif sangat cepat. Sehingga dapat menghasilkan ahli-ahli atau tenaga kerja yang menjanjikan untuk masa yang akan datang," ujar Choi Min yang juga President Director of Global Investment Institution (GII) ini, Jumat (20/5/2022).
Ia mengatakan sebelum pelaksanaan kerja sama ini, pihaknya terlebih dahulu melakukan seleksi. Setelah bertemu dengan pihak kampus, ternyata dibandingkan dengan beberapa daerah lain, PCR memberikan kesan yang baik.
"Kampus sendiri cukup berpotensi untuk dapat dikembangkan atau diberikan kerja sama dengan kami. Sehingga tanpa ragu-ragu kami memilih kerja sama dengan PCR," sebutnya.
Dijelaskan Choi Min, pada kerja sama ini, pihaknya ingin melakukan seleksi kandidat atau mentor untuk menjadi semacam trainer bagi para siswa SMK.
"Ini target pertama kita yang akan dikembangkan sehingga ada sekitar 40-60 untuk tahap pertama kita akan menciptakan mentor itu. Sehingga mereka dapat bekerja maksimal sesuai dengan program yang kami berikan," ungkapnya.
Apabila progam ini sukses, harapannya bisa berlanjut di daerah lain juga. Jadi tak hanya PCR saja, mungkin 2 atau 3 universitas lain juga akan dilakukan kerja sama untuk menghasilkan mentor yang baik, sehingga anak-anak SMK dapat kesempatan yang lebih baik.
"Kami juga akan seleksi dari beberapa siswa SMK, untuk setiap tahunnya kami berencana mengirim mereka ke Korea untuk belajar lebih lagi. Sehingga anak-anak SMK ini dapat kesempatan belajar dan menjadi bibit yang baik untuk pengembangan digital marketing atau digital program kedepannya," ucapnya.
Sementara itu Ardianto Wibowo selaku Project Manager mengatakan pada kerja sama ini ada sinkronisasi kurikulum. Jadi pihaknya ingin ada penyetaraan dari kualitas edukasi yang ada di Korea dibawa ke Indonesia.
"Di mana step by step nya kita mulai dari mentor, pembuatan konten dan juga nanti pada akhirnya adalah edukasi dari siswa/siswi SMK juga selain dari Politeknik nya pun kita beri program pengembangan yang berbasis proyek," sebutnya.
"Selain itu kita juga sudah melakukan diskusi dengan dinas terkait dan gubernur terkait penguatan vokasi di daerah Riau ini," imbuhnya.
Disampaikan Ardianto, untuk kendala memang tidak terlalu ada. Namun ini adalah sebuah tantangan karena melalui kerja sama ini, dapat diketahui ternyata standar di Korea Selatan terutama di bidang IT sangat luar biasa.
"Sekarang dengan kerja sama inilah upaya kita untuk bagaimana Indonesia bisa mengejar ketertinggalan agar tidak terlalu jauh," ucapnya.
Direktur PCR Dr Mohammad Yanuar Hariyawan ST MT menambahkan, kerja sama antara PCR dan PT GII (LX International) ini sejalan dengan sasaran pemerintah dalam Making Indonesia 4.0, yang di antaranya adalah pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri terhadap talenta digital setiap tahunnya yang diperkirakan sebanyak 600.000 orang.
"Saya mengucapkan terimakasih kepada PT GII dan Dinas Pendidikan dan Pemerintah Provinsi Riau yang mendukung program ini dan semoga bermanfaat untuk peningkatan kualitas SDM di Riau, khususnya para siswa SMK pada bidang Informatika," ujar Yanuar.
Disampaikan Yanuar, kalau untuk kegiatan seperti ini, PCR mempunyai tanggung jawab moral. "Inilah salah satu kontribusi kami untuk meningkatkan SDM di Riau dalam bidang IT. Tadi saya sebutkan bahwa kebutuhan 600.000 pertahun cukup besar dan itu harus segera penuhi. Kalau enggak ya kita jadi penonton saja," harapnya.
Laporan: Henny Elyati (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi