BATAM (RP) - Belum hilang di ingatan publik kasus Adit yang ditemukan dalam kondisi luka-luka akibat siksaan di Kabupaten Kampar, Riau, kasus kekerasan terhadap anak-anak kembali terjadi.
Kali ini menimpa M Rizky Zacky (3). Anak balita (di bawah lima tahun) ini tewas setelah disiksa ibu tirinya, Rosalina binti M Tahan (23) dan ayah kandungnya Achen Saputra bin Mustofa di Perumahan Puri Mas Blok E3 No 13, Batam, Rabu (18/12).
Rosalina mengaku kejadian bermula saat anak tirinya yang menangis tanpa sebab. Agar korban diam, dia mencekik leher dan menginjak perut Rizky dua kali.
‘’Saya pukul dan injak perutnya pada Selasa malam pukul 21.00 WIB. Terakhir saya banting kepalanya ke dinding tiga kali,’’ kata Rosalina di Polsek Batuaji, kemarin.
Usai dia melakukan itu, barulah korban diam dan tidur. Saat pagi hari baru diketahui korban dalam kondisi tegang dan tak sadarkan diri.
‘’Saya mengetahui Rizky tegang pukul 06.53 WIB. Lalu dilarikan ke RSUD dan dokter menyatakan nyawanya sudah tidak ada sekitar pukul 07.00 WIB,’’ katanya.
Siksaan Rosalina bukan kali ini saja terjadi. Wanita kelahiran Talang, Sumatera Selatan ini mengaku sudah berkali-kali menyiksa korban selama dua hari sebelum kematiannya.
‘’Senin malam saya pukuli juga. Saya tampar dan cekik. Habis dia sering menangis dan nakal. Ia menangis terus katanya perut kembung,’’ tutur Rosalina.
Nahas, akibat siksaan itu membuat nyawa balita itu melayang. ‘’Saya khilaf melakukannya. Bahkan sudah mengecewakan orangtua di Palembang. Saya menyesal sudah berbuat seperti itu,’’ ujar Rosalina sambil menangis.
Ayah kandung korban, Achen Saputra bin Mustofa, saat diminta keterangan menuturkan tidak tahu sama sekali bahwa istrinya sering menyiksa anaknya itu. Saat Selasa malam, Achen mengaku baru pulang dari kerja.
‘’Saya baru pulang bekerja pukul 21.00 WIB. Saat saya sampai di rumah, Rizky menangis dan saya tampar agar diam,’’ ujar Achen.
Sementara itu PJS Kapolsek Batuaji Kompol Heryana mengatakan, pelaku dan ayah kandung korban terlibat dalam penyiksaan Rizky hingga tewas. Pelaku sudah berkali-kali menyiksanya sampai korban keluar masuk RS.
‘’Atas tindakannya pelaku dijerat dengan pasal 338 jo pasal 351 ayat 3 dengan ancaman di atas lima tahun penjara,’’ jelasnya.
Organ Tubuh Alami Pendarahan
Sementara hasil otopsi di RSOB-BP Batam kemarin, diketahui kondisi tubuh Muhmmad Rizky Zacky mengalami pendarahan. Tak hanya itu, sekujur tubuhnya mengalami lebam-lebam dan membiru.
Otopsi dilakukan dokter Biddokkes Polda Kepri AKP Faisal dan dibantu tiga petugas kamar jenazah rumah sakit tersebut. Proses otopsi berjalan selama kurang lebih satu jam.
Pantauan RPG sebelum jenazah Rizky diotopsi, nampak sekujur badannya mulai dari dahi, pipi kanan-kiri, mata, hidung, tangan perut hingga kedua kakinya dipenuhi lebam biru bekas pukulan.
Bahkan di telinga sebelah kiri masih nampak sisa darah yang sudah mengering. Bagian perut nampak membengkak dan besar seperti anak yang menderita kekurangan gizi atau perut kembung.
Selesai otopsi, dokter Faisal mengatakan tak hanya lebam di tubuh luarnya saja.
‘’Di organ dalam pun banyak terjadi pendarahan, memar dan pembengkakan karena pukulan benda tumpul. Terutama di bagian dada, hingga kaki. Bahkan ada yang sampai pendarahan seperti di rongga perut, dada serta kepala,’’ terang Faisal.
Faisal menegaskan, bahwa kematian korban sudah cukup lama sekitar setengah hari atau selama 12 jam. Artinya, korban sudah tewas sebelum dibawa ke RSUD Embung Fatimah oleh kedua orangtuanya.
‘’Korban ini sebenarnya sudah meninggal saat malam hari atau jelang subuh. Pemeriksaan medis itu otentik tak bisa dibohongi. Namun, orangtuanya pura-pura membawa anaknya ke RSUD dan mengatakan anaknya sakit,’’ terang Faisal.
Sementara luka yang paling fatal akibat penganiayaan terdapat di dada dan perut hingga mengalami pendarahan hebat. ‘’Dalam ususnya itu sudah terjadi pendarahan disebabkan oleh pukulan atau injakan,’’ kata Faisal.
Informasi didapat RPG di kamar jenazah dari salah seorang kerabat korban, ibu kandung Rizky saat ini berada di Singapura menjadi TKW dan belum dikabari tentang kematian anak semata wayangnya itu.
Sementara anggota KPPAD Kepri, Ery Syahrial mengatakan, sudah terjadi beberapa kasus orangtua aniaya anak kandungnya hingga tewas.
Catatan KPPAD Kepri, selama satu tahun ini sudah ada tiga kasus. Pertama ayah kandung pukuli anak kandungnya hingga tewas di Tanjungriau Sekupang. Ibu yang pura-pura gila cekik anak kandungnya hingga tewas di Bengkong, serta terakhir yang menimpa balita, M Rizky Zacky.
‘’Belum selesai proses hukumnya di pengadilan seperti kasus ibu bunuh anak kandungnya di Bengkong empat bulan lalu, sudah muncul kasus serupa,’’ ujar Ery panggilan akrabnya.
Kasus orangtua aniaya anak kandungnya hingga tewas mayoritas dipicu masalah cek-cok suami istri yang berujung anak jadi sasaran pelampiasan.
Ada juga karena masalah ekonomi, serta pola kehidupan masyarakat Batam yang didominasi pekerja atau masyarakat yang sibuk. Dengan begitu besar peluangnya menimbulkan rasa stres, jenuh yang bisa memicu emosi yang kuat dan tak terkontrol.
‘’Mayoritas masyarakat Batam adalah pendatang. Apalagi keduanya sibuk kerja, pendekatan emosional ke anak itu sangat tipis,’’ terang Ery.
Achen dan Rosalina Sering Bertengkar
Achen dan Rosalina diketahui sering bertengkar, terutama selama enam bulan menjalani bahtera rumah tangga. Rosalina adalah istri kedua Achen. Istri pertamanya yang juga ibu kandung Rizky, Leniwati sudah diceraikan dan saat ini bekerja di luar negeri.
Selama menikah dengan Rosalina sejak enam bulan silam, Achen mengaku rumah tangganya tak bahagia.
‘’Kami sering bertengkar, tapi saya bersabar saja karena saya pikir dia sarjana agama. Tapi malah akhirnya begini,’’ ujar pekerja di salah satu perusahaan di Batam ini. Achen menuturkan selama ini memang Rizky agak rewel, namun tak mengalami sakit yang separah kali ini. Ia juga mengaku heran dengan aksi Rosalina yang tega menganiaya Rizky anaknya hingga begitu.
‘’Itu anak kandung saya, mana mungkin saya mau menganiaya. Istri saya itu yang tak suka dengan Rizky karena anak dari istri pertama saya,’’ tutur Achen.
Sementara Rosalina di ruangan terpisah, mengaku kalau dia memang tak suka dengan rumah tangganya itu. Menurutnya, dia menikah dengan Achen karena terpaksa.
‘’Dia terlanjur ambil perawan saya, makanya saya mau menikah dengan dia. Kalau tidak, aku nggak mau nikah dengan dia,’’ tutur Rosalina.
Mengenai kematian Rizky, Rosalina mengaku memang dia sempat menganiaya sebelum Rizky meninggal. Namun, dalam aksi penganiayaan itu, Achen suaminya juga terlibat pada malam kedua.
‘’Achen juga memukul anaknya itu. Malah anaknya dibanting ke tempat tidur hingga meninggal,’’ ujar Rosalina. Kedua pasangan suami istri itu saling mengelak satu sama lain atas kematian Rizky. Namun demikian, untuk kepentingan penyelidikan, Achen dan Rosalina ditahan untuk diselidiki lebih lanjut.
‘’Pokoknya semenjak saya menikah, hati saya tidak pernah senang. Bahkan saya dililit utang dan terus membayarnya,’’ kata Rosalina.
Rosalina menambahkan, Rizki merupakan hasil perkawinannya bersama wanita bernama Lina. Namun setelah cerai barulah kakak Achen memperkenalkannya ke keluarga Rosalina.
‘’Padahal saya pacaran dengan Andre sebelum ditemui dengan Achen. Namun orangtua saya ingin dengan Achen. Dan saya terpaksa menikahinya karena sudah tak perawan lagi,’’ papar Rosalina.(eja/gas/rpg)