BATAM (RP) - Kabut asap yang mengepung wilayah Batam sudah sangat buruk dan jauh dari kualitas normal. Udara normal di Batam biasanya memiliki Total Suspended Partikular (TSP) sebesar 50-70 mikrogram/m3, sementara kemarin mencapai 260 mikrogram/m3.
‘’Kami sudah melakukan pengukuran selama 24 jam dan ambang batasnya mengalami peningkatan yang sangat luar biasa,’’ kata Dendi Purnomo, Kepala Bapedal Kota Batam.
Meski demikian, pelan-pelan kualitas udara makin membaik seiring dengan menurunnya TSP dalam udara. ‘’Dari jam 11 siang tadi, TSP hanya 105,’’ katanya.
Meski demikian, warga diimbau untuk tetap menggunakan masker jika berada di luar ruangan. Ini dikarenakan kualitas udara yang masih belum normal. Selain itu, ia juga meminta warga untuk waspada, karena bisa jadi asap akan kembali menyelimuti Batam.
‘’Kalau arah angin ke sini dan kebakaran hebat masih terjadi di Riau dan wilayah lainnya, maka kualitas udara masih akan tetap kotor,’’ katanya.
Menurut Dendi, secara kasat mata pun saat ini bisa dipastikan bahwa udara Batam bisa dipastikan tercemar. Menurut Dendi, saat udara diselimuti asap tebal, ada beberapa unsur yang harus diukur di antaranya kandungan sulfur, debu dan NOx.
Asap kiriman ke Batam sudah sering terjadi. Biasanya jika di daerah Sumatera sedang terjadi musim kemarau, maka asap hasil pembakaran lahan akan sampai ke Batam.
Anjuran untuk memakai masker ini juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Candra Rizal. Ia mengatakan asap pembakaran itu berbahaya untuk pernafasan, apalagi untuk waktu yang lebih lama. Maka menggunakan masker adalah pilihan utama saat berada di luar rumah.
‘’Kalau ke luar rumah, pakai masker saja, karena kita juga tidak tahu apakah asap itu akan bertambah tebal atau tidak,’’ katanya.
Candra berharap agar cuaca di Batam bisa hujan untuk menetralisir kabut asap yang ada. ‘’Kalau hujan, dengan sendirinya itu akan hilang. Tetapi intinya harus tetap waspada,’’ katanya.(ian/rpg)