BATAM (RP) - Massa dari dua kubu berbeda yang saling bersengketa lahan bentrok di area Hotel Planet Holiday, Jodoh, Batam, Senin (18/6) sekitar pukul 15.00 WIB.
Akibatnya, 11 orang terkapar terkena sabetan parang dan pedang, satu di antaranya tewas. Kaca-kaca hotel juga hancur berantakan.
Mereka yang luka parah langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Empat orang ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK), empat ke Harapan Bunda (RSHB) dan tiga orang kritis dilarikan ke Rumah Sakit Elizabeth, Baloi.
Bentrokan berdarah ini dipicu perebutan lahan PT Hyundai Metal Indonesia (PT HMI) di Batuampar oleh kubu Tony Fernando (Manager Operasional dan Pemasaran PT HMI) dengan kubu PT Lord Way Accommodation Engineering (PT LWAE) yang didukung Basri.
Pada 14 Juni lalu sengketa lahan seluas 4.300 meter persegi antara PT LWAE dengan PT HMI diputus di Pengadilan Negeri (PN) Kota Batam.
Dalam putusannya, PN Batam memenangkan sebagian gugatan PT LAE. Namun pihak PT HMI langsung menyatakan banding , mengingat banyak fakta persidangan yang diabaikan pengadilan.
Merasa memenangkan gugatan, kelompok PT LAE yang dikomandoi Basri langsung mengamankan dan menjaga lahan yang disengketakan tersebut setiap harinya.
Hal tersebut membuat kubu Toni tak terima. Alasannya, belum ada putusan final tentang banding yang diajukan PT HMI atas putusan PN Batam itu.
Siang hari, Senin (18/6), sekitar pukul 14.00 WIB, puluhan orang dari kelompok Basri menjaga lahan yang disengketakan. Mendadak puluhan orang dari kubu Toni berniat membubarkan. Bentrok pun terjadi di lahan tersebut.
Karena kalah jumlah, kubu Toni memilih mundur dan melarikan diri ke Jodoh tepat di samping Hotel Planet Holiday menyusuri jalan Bukit Senyum.
Di kawasan Hotel Planet Holiday, sebanyak 50 orang dari kubu Toni mendadak merangsek masuk ke dalam area hotel. Mereka dengan membawa pentungan dan parang langsung masuk hotel dan terlebih dahulu mengancamsekuriti.
Saat itu, puluhan massa Toni merusak sejumlah kaca depan dan pintu masuk hotel. Tak itu saja, mereka merangsek ke samping hotel dan merusak kaca samping, kaca kantor perbankan di kawasan hotel Planet Holiday serta mobil pengunjung yang terparkir di depan maupun samping.
Mendengar massa Toni telah menyerang Hotel Planet Holiday, puluhan massa Basri langsung marah dan berbalik menuju hotel juga menyusuri jalan di Bukit Senyum.
‘’Memang betul, Basri sendiri kembali dan berniat menghentikan aksi brutal massa Toni, karena Basri merupakan orang kepercayaan pemilik Hotel Planet Holiday untuk mengamankan kondisi hotel Planet Holiday,” ujar Kapolda Kepri, Brigejen Yotje Mende yang langsung turun ke TKP.
Info yang dihimpun RPG, kelompok massa Toni menyerang hotel karena PT Letwei Engineering yang memenangkan gugatan tersebut pemiliknya adalah Karto, yang juga pemilik Hotel Planet Holiday.
Sampai di area hotel, massa Basri yang melihat pengrusakan oleh massa Toni langsung meluapkan emosinya dan menyerbu. Perang parang, lompatan busur panah yang melayang di udara serta terjangan tombak pun tak terhindarkan di antara kedua kubu.
Situasi saat itu berubah mencekam bak jaman kerajaan yang mempertontonkan perang terbuka. Erangan suara kesakitan dan teriakan minta tolong dari massa yang terkena sabetan dan tikaman tombak pun terdengar nyaring dan keras oleh pengendara yang kebetulan lewat dan menyaksikan jalannya perang dua kubu secara terbuka.
‘’Tolooong, ampuun, jangan bunuh, saya hanya ikut-ikutan saja, aaaarrh,’’ teriak salah seorang yang terkena tebasan parang.
Polisi yang sebelumnya sudah berjaga-jaga di lokasi pun tak berdaya dan hanya melihat bentrok berdarah. Sebab, saat awal bentrok, personel yang turun di TKP hanya sedikit dan tak membawa persenjataan lengkap. Sehingga bentrok pun tak terhindarkan.
Selang beberapa menit, bantuan personel polisi dari Brimob dan Polda Kepri yang berjumlah ratusan terdiri dari beberapa pleton langsung berdatangan dengan persenjataan laras panjang beserta tameng yang lengkap.
Massa yang bentrokpun berhasil dipukul mundur dan ditangkap. Namun, ada beberapa dari massa kedua kubu yang lolos dari kejaran polisi.
Adanya situasi bentrok berdarah, kepolisian langsung mengambil tindakan menutup akses jalan raya di depan Hotel Planet Holiday baik dari arah Nagoya Hill maupun sebaliknya dari arah Jodoh menuju Nagoya Hill sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Pasca bentrok mereda, yang nampak hanya pemandangan yang memiriskan. Sebelas orang yang terkena sabetan parang dan tikaman tombak dengan berlumuran darah tergeletak.
Polisi langsung mengevakuasi korban dan melarikannya ke beberapa RS dengan bantuan tujuh ambulan. Kaca Hotel yang sebelumnya nampak tertata rapi dan indah berubah seperti lautan beling tajam yang berserakan kemana-mana memenuhi halaman parkir hotel. Polisi langsung menutup akses masuk hotel dan membentangkan pita kuning garis polisi.
Satu Tewas
Pantauan RPG hingga pukul 20.00 WIB malam tadi, satu korban atas nama Johan Sihombing meninggal di Rumah Sakit Santa Elsabeth, Baloi. Johan meninggal karena mengalami pendarahaan hebat akibat luka di sekujur tubuhnya.‘’Lukanya banyak dan sangat parah,’’ kata salah satu dokter menangani korban di RS Elisabeth, malam tadi.
Dokter yang enggan menyebut namanya itu mengatakan, Johan mengalami luka serius di kepala akibat bacokan senjata tajam. Selain itu Johan juga terluka parah di punggung, tulang belakang patah, luka bacokan di pinggang beberapa jari tangan kanannya putus terkena sabetan pedang.
Kata dokter, Johan meninggal sekitar pukul 19.30 WIB setelah mendapatkan perawatan tim medis Rumah Sakit Santa Elisabeth. Setelah dibersihkan, jenazah Johan disemayamkan di kamar jenazah sambil menunggu penjemput dari pihak keluarga korban.
Selain Johan, Rumah Sakit Elisabeth juga menerima dua korban lainnya. Masing-masing Nelson Pangaribuan dan Herman Simatupang. Kedua korban juga mengalami sejumlah luka cukup serius. Hingga berita ini ditulis, kedua korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Santa Elisabeth.
Delapan orang dibawa ke rumah sakit akibat bentrokan kemarin. Empat orang dirawat di Rumah Sakit Harapan Bunda dan empat orang lagi dirawat di rumah sakit Budi Kemulian (RSBK).
Empat korban yang dirawat di RSBK adalah Ruslan, yang mengalami luka di bagian tangan, Maruli Nainggolan (41) warga Pancur Swadaya yang mengalami luka serius di bagian tangan dan bahkan dua jari tangan kanan hilang karena bacokan, F Said Abdula Fadhil, luka bacokan di tangan kanan, leher, telinga. Kondisi pria 32 tahun ini sangat parah dan dirawat di ruangan khusus RSBK.
Johanes Eduardo Dinamik (62) dengan luka bacokan di Telinga dan kedua pergelangan tangan. Telinga kanan Johanes nyaris putus.
Sedangkan empat pria yang dilarikan ke rumah sakit Harapan Bunda adalah Marubu Banjar Mahor (27) warga dapur 12 dengan luka bacokan di Kepala, Pandi Monthe (29) warga Baloikolam dengan luka bacokan di kepala dan tangan sebelah kiri patah, Roby Chandra (29) securiti Hotel Planet yang mengalmi luka robek di kepala serta Sumurung Mulia Pandapotan Simanjuntak (27) warga Bengkong Polisi yang berprofesi sebagai supir Kery jurusan Bengkong mukakuning yang mengalami luka bocor di kepala.
Sementara itu informasi yang didapat dari pihak kepolisian, satu orang petugas dari Brimob juga dikabarkan mengalami luka serius di bagian perut dan tangan karena sabetan pisau sangkur dari masa yang bentrok.
‘’Ada lagi korban dari Brimob, tapi nggak tahu dibawa kemana,’’ ujar Polisi yang berjaga di UGD Rumah sakit Harapan Bunda.
Pantauan RPG di Rumah sakit Harapan Bunda, keempat pasien ini tampak terbaring lemas di ruagan UGD. Robi Chandra sekuriti Planet yang mengalami luka sabetan di kepala tampak berteriak histeris.
Dia terus bertariak menahan sakit. Penyerangan yang terjadi kemarin sore memaksa sejumlah toko dan warung di sekitar Hotel Planet Holiday tutup.
Pantauan RPG malam tadi, pagar sejumlah toko masih ditutup dan sejumlah warung kaki lima tidak buka tenda.(gas/par/eja/she/cr19/rpg/fia)