PROYEK APBN DI BATAM

Baru Dibangun, Tanggul Nongsa Jebol

Pendidikan | Kamis, 19 Januari 2012 - 09:40 WIB

BATAM (RP) - Baru dua bulan selesai dibangun, proyek pengaman (retaining wall) Pantai Mata Ikan Nongsa yang dibangun menggunakan dana APBN sebesar Rp4,2 miliar hancur berkeping-keping.

Tanggul itu tak sanggup menahan hantaman ombak. Padahal, tujuan pembangunan tembok pengaman itu agar air laut tak masuk ke darat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tembok pengaman tersebut dikerjakan kontraktor PT Nuryta Sari dengan konsultan CV Konsultan Pembangunan yang dikerjakan sejak April 2011 sampai Oktober 2011. Panjangnya 1,12 kilo meter. Tanggul ini memiliki fungsi untuk manahan laju ombak masuk ke lahan perumahan warga Teluk Mata Ikan.    

Pantauan RPG di lapangan, tembok pengaman tersebut hancur sepanjang kurang lebih 100 meter. Pecahan tembok pengaman itu kini menyatu dengan tanah dan pasir pantai.

Hampir seluruh bagian tembok sepanjang 100 meter tersebut tak tersisa, material tembok seperti batu dan pasir terpisah dari semen yang melapisinya.

Menurut Syarkawi, ketua RT setempat, runtuhnya tembok itu akibak ombak pasang pada 25 Desember tahun lalu. “Kejadian tengah malam,” katanya, kemarin.

Hempasan ombak besar selama empat hari terlebih dahulu merobohkan tanggul pada pintu pertama dan kemudian disusul tembok pengaman pada pintu kedua.

Ia mengatakan saat itu ombaknya memang berbeda dengan tahun sebelumnya. Selain besar, juga disertai dengan musim angin utara sehingga gelombang ombak pun makin besar.

Syarkawai pernah menyarankan kontraktor untuk segera melakukan penimbunan bagian belakang tembok. Selain itu, kontraktor juga diminta agar jangan dulu melakukan pembangunan tembok karena jika melihat kondisi ombak maka pembangunan ombak tersebut akan sia-sia.

Menurut Sahril, salah seorang pekerja pembangunan tembok pengaman ini mengaku dalam pengerjaan tembok pengaman pada tahap akhir itu bahannya berbeda dengan pengerjaan tahap pertama. Ia menuturkan kalau pasir yang digunakan tidak sama dengan pasir pada pembangunan pertama, bahkan campuran semen pun jauh berbeda dengan yang awal.

‘’Kalau semen pada tembok tahap pertama campuran lebih baik, dibanding titik terakhir yang tidak pakai obat,” tuturnya.

Itung (40), warga Teluk Mata Ikan, merasa dirugikan. Ia mengaku khawatir jika ombak kembali datang dan masuk ke lahan perumahannya. Itung juga merasa heran jika tembok pengaman itu dibangun menggunakan material yang baik, maka tembok itu tak langsung hancur dihempas ombak.  

‘’Lihat saja masa temboknya dicungkil pakai tangan bisa kelupas dan pasirnya pun merah,” sebutnya.

Awi (41), juga warga Teluk Mata Ikan, mengaku was-was karena takut adanya air pasang yang seperti sebelumnya karena waktu itu air masuk ke perumahan. “Air laut sampai ke perumahan warga,” katanya.

Koordinator Pengawas Lapangan PT Nuryta Sari, Suparno, mengatakan kalau saat ini tembok pengaman pantai itu masih dalam tahap perawatan sampai Juni 2012.

Perawatan oleh kontraktor mencakup seluruh item pekerjaan yang dikerjakan selama masa proyek berlaku. ‘’Awalnya proyek ini 800 meter saja namun kemudian ditambah 212 meter,” sebutnya.(nal/eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook