BATAM (RIAUPOS.CO) - SDN 004 Batuampar menjadi sekolah percontohan, meski sekolah tersebut kekurangan ruang belajar. Dengan murid yang berjumlah 1.049, sebagian murid harus belajar hingga pukul 21.00 WIB.
Namun, tidak hanya sejumlah prestasi yang diraih SD tersebut, tapi juga kunjungan dari sejumlah sekolah, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, kerap mewarnai sekolah itu.
Begitulah yang terjadi tiga kali sehari di SDN 004 Batuampar. Setiap kelas akan mengalami tiga kali pergantian jam belajar. Dimulai pada pukul 07.00 WIB, kegiatan belajar mengajar itu baru akan berakhir pada pukul 21.00 WIB.
Itu pun setelah mengalami pangkas-memangkas jam belajar. Dari yang seharusnya 35 menit menjadi 25 menit per satu jam pelajaran.
‘’Mau bagaimana lagi. Kalau tak begitu yang lain tak bisa belajar,’’ kata Kepala SDN 004 Batuampar Zainuddin, Senin (17/2).
SDN 004 Batuampar memiliki 1.049 murid. Semuanya terbagi dalam 27 rombongan belajar. Maka setiap rombongan belajar akan memiliki 40-an murid.
Ini sudah melebihi batas atas penggunaan ruang kelas. Standarnya, satu ruang kelas diisi oleh 36 siswa. ‘’Kadang-kadang, ada satu meja dipakai tiga murid,’’ tambahnya.
Masalahnya, SDN 004 ini tidak memiliki jumlah ruang kelas yang memadai. Dari setidaknya 27 ruang kelas, ia hanya memiliki 10 kelas.
Itupun setelah merombak ruang inklusi, ruang belajar bagi murid berkebutuhan khusus. Kelak, rumah tinggal guru di sana pun akan dirombak menjadi ruang kelas. Lumayan, ada dua rumah yang bisa dirombak.
Kekurangan ruang kelas ini akhirnya membuat pihak sekolah membagi kegiatan belajar dalam tiga sesi. Itu juga ditambah dengan empat kali pemantapan.
Sesi pertama dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 12.30 WIB. Sesi kedua akan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Dan akan dilanjutkan dengan pemantapan siswa kelas VI dan remedial murid kelas V hingga pukul 21.00 WIB.
Zainuddin mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah cara untuk memancing perhatian pemerintah terhadap sekolah yang ia pimpin. Namun, sayang, pemerintah tak kunjung turun tangan. Padahal, sudah banyak prestasi yang diukir.
Pada tahun 2013, misalnya, siswa SDN 004 Batuampar berhasil menyabet juara V dalam Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Brawijaya Malang.
Saingannya berjumlah 37.425 murid dari seluruh SD di Indonesia. SDN 004 Batuampar juga ternyata terpilih menjadi pilot project atau sekolah percontohan untuk kategori bersih dan sehat se-Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2013.
Setiap bulannya, SDN 004 Batuampar mendapat kunjungan dari SD-SD lain se-Indonesia. Terakhir dari Kepala Sekolah Kalimantan.
Selain itu, SDN 004 Batuampar juga sering dikunjungi siswa-siswa SD dari Malaysia dan Singapura. Bukan hanya sekadar berkunjung tetapi juga melakukan micro teaching.
Guru-guru SDN 004 mengajar para siswa Singapura. Sementara para siswa SDN 004 akan diajar guru-guru Singapura.
‘’Sekarang ini kami masih bisa bertahan. Tapi mau sampai kapan. Lama-kelamaan kami pun akan sampai di titik jenuh,’’ kata Zainuddin lagi.(ceu/mng)