TANJUNGPINANG (RP) - Sungguh tragis, kejadian dialami Zaki (5) dan Fitrah (4). Dua bocah tinggal di Perumahan Air Raja, Blok C, Batu 15 arah Tanjung Uban ini diduga jarang diberi makan oleh sang ayah, Hr, yang sehari-hari bekerja sebagai guru agama di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Tanjungpinang.
Tidak itu saja perlakuannya, dua bocah ini juga dikurung setiap hari dalam rumah. Mereka tidak boleh keluar hingga Hr pulang kerja.
Hr sang ayah meninggalkannya dari pukul 07.00 WIB hingga pulang kerja. Saat ditinggal ayahnya kedua bocah tersebut jarang diberi makan dan jarang dimandikan. Setelah pulang kerja bocah tersebut baru mendapatkan makan dan minum maupun mandi.
Menurut pengakuan mantan istri Hr, yang juga ibu dari kedua bocah tersebut, Nuraziah mengatakan sudah 7 bulan Hr memperlakukan kedua buah hatinya seperti ini. Anaknya tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ayah yang didambakannya.
‘’Saya sedih anak saya dikurung seperti ini. Padahal anak seusia ini ingin merasakan kasih sayang orangtuanya. Juga ia ingin merasakan seperti anak lainnya, yang bisa bermain dan ceria dengan teman-temannya. Tapi apa yang didapatkan anak ini malah perlakuan seperti binatang. Dikurung dan tidak diberi makan dan minum, inikan bukan perlakuan manusia, apalagi ia seorang ayah kenapa tega memperlakukan darah dagingnya seperti ini,’’ ujarnya sambil menangis dan sambil menyuapi anaknya dari balik terali jendela, Senin (16/9).
Bila anaknya bermain hingga membuat rumah Hr berserakan. Tidak segan-segan Hr memukul anaknya hinga menangis histeris.
Terkadang Hr menelantarkan anaknya hingga larut malam. Anaknya menjadi pendiam selama ini, mungkin trauma karena disiksa ayahnya.
Nur menceritakan sewaktu ia masih bersama Hr menjalani bahtera rumah tangganya. Hr memperlakukannya sama seperti anaknya. Jika Hr mau pergi kerja, pintu rumah dikunci.
Tidak hanya pintu rumah terkadang ia disuruh masuk kamar lalu dikunci pintu kamarnya. Seharian berada di kamar dengan kedua anaknya. Kalau ia meminta tolong pada tetangganya, Hr akan mendatangi orang tersebut dan memakinya.
‘’Saya sudah melaporkan hal ini Ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD). Tapi katanya, besok (hari ini, red) akan mendatangi rumah Hr. Semoga anak saya bisa kembali dipelukan saya. Saya tidak sanggup melihatnya saat saya menyuapi makanan ke mulutnya dari terali jendela. Tolonglah saya, kembalikan anak saya,’’ tukasnya.
KPAD Tanjungpinang, Putu Elvina Gani, mengatakan Nuraziah sudah meneleponnya dan menceritakan seputar kejadian itu. Dan menyuruhnya melaporkan kejadian itu langsung ke kantornya. Karena pihaknya lagi tidak berada di tempat.
‘’Nur ada menelepon saya. Tapi saya suruh ia langsung ke kantor saja. Karena saya sedang sakit dan berada di luar kota. Mungkin Nur sudah melaporkan hal itu ke stafnya,’’ katanya via telpon.(cr6/rpg)