Batam Produksi Empat Kapal Perang

Pendidikan | Jumat, 17 Februari 2012 - 05:58 WIB

Batam Produksi Empat Kapal Perang
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (dua kiri belakang) dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kiri berdiri belakang) menyaksikan penandatanganan penyerahan KRI Kujang 642 dalam acara peresmian pemakaian kapal tersebut di Pelabuhan Batuampar Batam, Kamis (16/2/2012). (Foto: RPG)

Laporan RPG, Batam

Industri shipyard atau perkapalan di Batam mampu memproduksi kapal perang (KRI) rudal cepat (KCR) dengan kecepatan hingga 30 knot untuk kebutuhan armada pertahanan Angkatan Laut Indonesia.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Setelah sukses meluncurkan dan mengoperasikan KRI Clurit 641 April 2011 lalu, Kamis (16/2) putra-putri bangsa Indonesia yang bekerja di PT Palindo Marine Industry, Tanjunguncang menyerahkan karya mereka yakni KRI Kujang 641 kepada Kementerian Pertahanan serta Panglima TNI.

Kapal cepat rudal (KCR) ini adalah kapal ke dua dari rencana empat unit kapal sejenis yang dibangun di Batam. Direktur utama PT Palindo Marine Industry Hermanto mengungkapkan, satu KCR lagi rencananya akan selesai dibangun dan dioperasionalkan pada September 2012 nanti dan satu lainnya hingga 2014.

“Ini bentuk sumbangsih kami kepada negara dengan harapan dijadikan sebagai industri pertahanan negara yang mandiri. Kami bangga dan mendapat kehormatan membangun kapal ini,” ujar Hermanto di sela-sela penyerahan kapal tersebut kemarin.

Empat unit KCR ini menurut Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro adalah bagian dari rencana pembangunan 14 KCR oleh Kemenhan untuk TNI AL hingga tahun 2014.

Pembangunan 14 KCR ini akan dilakukan di berbagai daerah dan perusahaan salah satunya di Batam.

‘’Pembangunan 14 kapal tersebut baru tahap awal. Kami telah menyiapkan rencana startegi untuk pertahanan nasional dengan target 44 kapal  cepat hingga 2024 nanti,” ujar Menhan.

Ia menyebutnya sebagai langkah awal karena ke depannya pembangunan strategis di daerah juga akan mengembangkan industri untuk membangun kekuatan udara dan darat.

Sementara Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono mengatakan Indonesia setidaknya memerlukan 44 KCR hingga 2014 untuk mengamankan seluruh wilayah laut NKRI dari gangguan.

‘’Setidaknya diperlukan 44 kapal hingga 2024 untuk keperluan penegakan hukum di laut termasuk pengamanan terhadap pencurian kekayaan alam Indonesia dan mencegah penyelundupan,” kata mantan Kasal ini.

Panglima menyebutkan seluruh satuan TNI telah memiliki rencana pengembangan pertahanan masing-masing berupa blue print pertahanan untuk membangun kekuatan yang dilakukan secara bertahap.

Salah satu rencana itu yakni pergantian alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang sudah uzur dengan yang baru dan alustita yang masih bisa digunakan ditingkatkan lagi kemampuannya.(eca)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook