PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama mitra pelaksana Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau mendorong pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di Rupat Utara, Bengkalis, Riau. Program ini mengusung konsep pengembangan desa wisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT).
Ketua STP Riau Dr Ir Eni Sumiarsih MSc kepada Riau Pos, Selasa (15/8) mengatakan, terdapat tiga desa yang saat ini didukung menjadi desa wisata. Disamping keindahan alamnya, ketiga desa ini juga memiliki kearifan lokal yang sangat kental dengan budaya. Ketiga desa tersebut Desa Tanjung Punak, Desa Putri Sembilan dan DesaTeluk Rhu.
“Konsep ini mengedepankan peran masyarakat dalam pengembangan wisata sehingga bermanfaat bagi masyarakat lokal,” katanya.
Menurut Eni, CBT juga mendukung pemberdayaan ekonomi pada masyarakat. Caranya, penduduk terlibat langsung dalam usaha-usaha yang terkait dengan pariwisata seperti akomodasi, panduan wisata, kerajinan tangan dan penyediaan makanan lokal. “Sehingga akan tercipta peluang kerja dan pendapatan masyarakat meningkat. Hal ini akan membantu mengurangi tingkat kemiskinan,” ucapnya.
Eni menjelaskan, ciri utama dari CBT ialah mengedepankan partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Penduduk desa akan berkontribusi langsung dalam merancang pengalaman wisata yang menggambarkan budaya, tradisi, dan gaya hidup. “Hal ini membantu menjaga autentisitas destinasi dan mendorong pelestarian warisan budaya lokal,” tuturnya.
Sejak 2021 sampai saat STP Riau dan PHR telah berhasil menjalankan program pendampingan dan pelatihan di beberapa desa wisata Rupat Utara, di antaranya Kegiatan focus group discussion (FGD), sosialiasi dan pemetaan potensi desa wisata, pelatihan dan pendampingan bidang tata kelola desa wisata, kuliner dan gastronomi, tata kelola homestay dan pemandu wisata.
Kemudian pelatihan dan pendampingan tentang pengembangan produk pariwisata berbasis kearifan lokal serta pelatihan dan pendampingan ekonomi kreatif dan digital marketing.
Pulau Rupat Utara masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN. Penetapan ini termaktub dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025.
Pulau ini memiliki pasir putih yang membentang sepanjang 17 kilometer. Pada kawasan wisata bahari ini juga sudah menyediakan sejumlah vila hingga homestay. Ditambah kuliner laut dengan sajian bumbu khas warga lokal menjadi santapan wisatawan yang melancong ke daerah ini sehingga menjadi daya pikat investasi bagi para pelaku usaha pariwisata. Terdapat Pantai Lapin dan Pantai Pesona. Terdapat pula sebuah pulau indah yang dijuluki warga sekitar dengan sebutan Beting Aceh.
Dampak positif dari pendampingan dan pelatihan ini telah banyak dirasakan masyarakat. “Beberapa hasil dari pendampingan yang dilakukan STP Riau dan PHR adalah terbentuknya 9 UMKM, 9 homestay, dan penerima manfaat sekitar 600 orang masyarakat di desa ini,” jelas Eni.
Selain itu Kelompok UMKM juga difasilitasi peralatan olahan ikan parang dan ikan tenggiri. Peralatan tersebut di antaranya penggilingan dan pengadon ikan, kemasan, sealer, alat pemotong kerupuk, dan alat pendukung lainnya.
Untuk terus mendukung branding desa wisata, PHR dan STP Riau juga memberikan bantuan lettering nama desa wisata dan sapta pesona. Dalam program pendampingan ini juga menghasilkan berbagai macam produk olahan makanan seperti nugget, baso, otak-otak ikan, kerupuk, snack ikan dan stick ikan.
Tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal, produk ini juga telah terjual ke wilayah lainnya seperti Bengkalis, Pekanbaru, Batam, Jakarta dan daerah lainnya. “Tak hanya penjualan keluar daerah, olahan ini juga tersedia langsung di booth jualan bagi UMKM yang terletak di Area pantai Benut Desa wisata Tanjung Punak,” ucap Eni.
Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto menyampaikan, PHR terus berupaya mendorong peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah Kerja (WK) Rokan. Melalui Program Tanggung Jawab Sosal dan Lingkungan (TJSL), PHR bersama STP Riau melakukan pengembangan desa wisata di Rupat Utara serta meningkatkan keterampilan masyarakat guna menumbuhkan ekonomi yang mandiri.
“Masyarakat yang berdaya dalam hal ekonomi akan memberikan pengaruh besar bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” pungkas Rudi.
Dalam aspek pemberdayaan ekonomi masyarakat, PHR memiliki sejumlah program untuk menumbuhkan nilai ekonomi, baik dari potensi wisata, keterampilan dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).(c)