BATAM (RP) - Pemko mengajukan tambahan jatah antara 64 ribu hingga 110 ribu tabung untuk menanggulangi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram atau gas melon.
Menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Amsakar Achmad, jika dikabulkan tabung-tabung tersebut bakal didistribusikan ke wilayah yang bermasalah dengan elpiji, seperti Batuaji, Sagulung, Seibeduk dan Bengkong.
‘’Di hinterland tak ada masalah. Kebanyakan yang bermasalah itu di mainland, terutama kawasan padat penduduk, seperti Batuaji, Sagulung, Seibeduk dan Bengkong,’’ katanya kepada wartawan di Batam Centre, kemarin.
Menurut dia, permohonan tambahan jatah tersebut akan diajukan ke Dirjen Minyak dan Gas (Migas) dalam waktu dekat ini. Pasalnya, kuota elpiji 3 kilogram saat ini masih jauh dari keperluan Batam. ‘’Keperluan untuk rumah tangga maupun usaha kecil menengah, terus meningkat,’’ ujarnya.
Selama tiga bulan terakhir, rata-rata pemakaian gas elpiji 3 kilogram mencapai 623.827 tabung. Jumlah ini, jauh di atas keperluan 2012 sebanyak 6.770.208 atau rata-rata 564.184 tabung per bulan.
Peningkatan permintaan ini dipicu beberapa hal. Di antaranya, pertambahan penduduk yang mencapai 8 persen pada akhir 2012, serta pertumbuhan ekonomi mikro sebesar 2 persen.
Menurut Amsakar, di luar perkiraan, banyak pedagang-pedagang kecil bermunculan di Batam, mulai dari pedagang gorengan, pecel lele, dan bisnis sejenis yang memerlukan bahan bakar gas. Kebanyakan mereka memilih menggunakan elpiji 3 kilogram karena harganya terjangkau. ‘’Satu malam, mereka bisa menghabiskan 2-3 tabung,’’ ujarnya.
Amsakar mengakui, pertumbuhan ini tidak diperhitungkan sebelumnya. Selain itu, gas elpiji bersubsidi ini juga banyak diselewengkan.
Kosong di Batuaji
Peredaran gas melon belum merata. Sejumlah daerah masih dilanda kekosongan pasokan gas elpiji itu. Di wilayah Batuaji misalnya, hampir sepekan belakangan ini warga harus mencari gas melon sampai ke wilayah Sagulung. Itu karena hampir di setiap pangkalan di Batuaji, kosong.
Andreas pemilik salah satu pangkalan di Tembesi Point menuturkan, kekosongan tabung gas melon itu sudah terjadi sejak dua pekan belakangan ini. ‘’Sebenarnya mulai langka sudah hampir sebulan ini, tapi saat ini sudah kosong total,’’ katanya.
Pihak agen kata Andreas, enggan memberikan alasan yang pasti tentang kelangkaan pasokan gas itu.
‘’Kata orang agen, kuota dari BPH Migas kurang, makanya pasokan ke pangkalan juga kurang,’’ ujarnya.
Disinggung mengenai harga jual pangkalan di tengah kelangkaan gas ini, Andreas mengatakan, dia tetap menjual sesuai aturan, yakni Rp15 ribu.
Leni salah seorang warga di Pemda II mengatakan, kelangkaan gas elpiji yang terjadi belakangan ini benar-benar membuat warga kewalahan. Untuk mendapatkan pasokan gas warga harus rela meluangkan waktu seharian untuk keliling mencari pangkalan yang memiliki stok gas. ‘’Dari pagi sampai malam baru dapat. Itu pun saya cari tahu melalui kawan-kawan di Sagulung, dapatnya di sekitar pasar Sagulung. Dua hari enggak bisa masak karena tak ada gas,’’ kata Leni kesal.(ros/eja/mng)