Laporan RPG, Batam
Sepanjang 2012 ini, Batam diprediksi akan kesulitan pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya jatah BBM bersubsidi untuk Batam tahun ini berkurang 14 persen dari tahun sebelumnya.
‘’Pasti akan ada gejolak. Terutama menjelang akhir tahun,” kata Kepala Disperindag dan ESDM Kota Batam Ahmad Hijazi, Rabu (15/2).
Pengurangan jatah ini, kata Hijazi, berlawanan dengan proyeksi keperluan BBM subsidi di Batam pada 2012 yang diprediksi naik 11 persen. Proyeksi ini mengacu pada rata-rata pertumbahan penduduk Batam sebesar 8,1 persen, pertumbuhan ekonomi 7,1 persen dan inflasi 4,2 persen.
Menurut Hijazi, jika kuota BBM bersubsidi dikurangi seharusnya pemerintah membuat kebijakan pengawasn distribusi. Misalnya, untuk jenis mobil tertentu dilarang menggunakan solar atau premium. Juga, disparitas harga antara BBM subsidi dan non subsidi harus diperkecil.
‘’Kalau selisih harganya masih tinggi, pasti akan tetap ada penyelewengan. Sehingga BBM bersubsidi akan semakin langka,” katanya.
Sementara itu, Sales Area Manager Pertamina Kepri I Ketut Permadi mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengantongi kuota resmi dari BPH Migas. Sehingga distribusi BBM subsidi tahun ini masih mengacu kuota tahun lalu.
‘’Masih sama seperti tahun lalu. Untuk premium rata-rata Rp16 ribu kilo liter per bulan dan solar Rp5.400 kilo liter per bulan,” kata Ketut, kemarin.
Ditanya soal rencana pengurangan kuota sebesar 14 persen itu, Ketut masih enggan berkomentar. Kata dia Pertamina masih menunggu penjelasan resmi dari Badan Pengelola Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
‘’Kemarin baru disampaikan secara lisan. Saya tidak berani menyampaikan,” katanya.
Namun Ketut mengakui, secara nasional memang ada pengurangan kuota BBM bersubsidi. Besarannya mencapai 37,5 juta kilo liter pada tahun ini. Namun dia belum memastikan, apakah pengurangan kuota ini juga berlaku di Batam dan Kepri.(eca)