Banyak Siswa Menjadi Stres, Putra Nababan Sutuju UN Diganti

Pendidikan | Sabtu, 14 Desember 2019 - 17:42 WIB

Banyak Siswa Menjadi Stres, Putra Nababan Sutuju UN Diganti
Anggota Komisi X DPR Putra Nababan (Dok JawaPos.com)

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menghapus Ujian Nasional (UN). Nantinya pada 2021, pelajar akan melakukan asesemen kompetisi minimum dan survei karakter‎ sebagai pengganti UN.

Anggota Komisi X DPR Putra Nababan mengatakan digantinya UN memang sudah lama diinginkan banyak pihak. Termasuk siswa dan para orangtua murid.‎ Karena dia mendapat informasi para siswa menjadi stres adanya UN. “Itu aspirasi kita juga. Karena kita tahu banyak anak ini menjadi stres,” ujar Putra Nababan dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (14/12).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia juga melihat pernah ada para siswa menggelar doa bersama bersama. Hal itu dilakukan supaya sang anak lulus sekolah. Nah hal ini yang harus diubah. Jangan membuat anak dan orang tua siswa menjadi stres.

“Karena ada orang tua mengelar doa bersama untuk anak anaknya, jadi itu sudah menjadi harapan kita ingin mewujudkan UN diubah,” katanya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengatakan saat dirinya turun di masyarakat banyak para orang tua menitipkan pesan supaya UN dihapuskan. Sehingga langkah‎ yang dilakukan Nadiem Makarim sudah tepat.

‎‎”Kita kalau turun ke masyarakat ditanyakan soal nasib guru, UN karena kita banyak ketemu orang tua dan ketemu anak murid,” ungkapnya

Sekadar informasi, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan UN hanya akan ada di 2020. Setelah itu formatnya akan diganti. Sehingga di 2021 tidak lagi ada UN. “Pada tahun 2021 UN akan diganti menjadi asesemen kompetisi minimum dan survei karakter,” ujar Nadiem.

Nadiem menjelaskan kenapa UN tetap dilakukan sampai dengan 2020. Alasannya karena sudah dilakukan persiapan adanya pelaksanaan UN tersebut. Sehingga tidak bisa serta merta dihapus. Sementara sudah ada persiapan.

Alasan UN diganti karena berdasarkan survei dan diskusi dari beberapa pihak termasuk juga dengan orang tua siswa. Hasilnya adalah tidak baik. Karena siswa fokusnya menghapal materi yang telah dipelajari. Adanya UN ini juga menurut Nadiem belum menyentuh kepada karakter siswa. Sehingga ia menilai UN hanya akan ada sampai 2020. Setelah itu asesemen kompetisi minimum dan survei karakter‎ yang akan diterapkan.

Editor : Deslina

Sumber: Jawapos.com









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook