BATAM (RP) - Ratusan warga yang berdiam di RT01,02 dan 04 kaveling Seitering, Batuampar mendatangi lokasi kawasan industri Union Batuampar, Jumat (13/12) siang.
Mereka melakukan aksi meminta pertanggungjawaban pihak perusahaan di dalam kawasan industri tersebut atas bencana banjir lumpur yang terjadi selama dua hari tanggal 4 dan 5 Desember lalu.
180 rumah warga di tiga RT RW 07 itu meminta kompenisasi dari perusahaan di kawasan industri tersebut karena banjir lumpur yang disebabkan cut and fill lahan kawasan industri tersebut menyebabkan warga di sana harus menerima imbasnya.
‘’Banjir ini bukan banjir air tapi lumpur. Rumah kami digenangi lumpur sampai hari ini. Tanggal 5 kemarin lumpur masuk ke rumah mencapai sepinggang orang dewasa. Peralatan rumah tangga dan kendaraan kami banyak yang hancur karena banjir lumpur itu,’’ tutur Ahmad Kasirun perwakilan tokoh masyarakat Kaveling Seitering di kawasan industri Union.
Selama ini memang lokasi permukiman warga tersebut tak pernah banjir separah itu. Belakangan karena aktivitas cut and fill di bagian belakang kawasan industri yang berbatasan langsung pemukiman warga itu, warga di tiga RT mulai terkena dampak banjir lumpur.
Dengan melakukan aksi protes tersebut warga menuntut agar pihak perusahaan dan pengelola kawasan industri Union harus bertanggung jawab agar kembali membangun drainase dengan pemasangan batu miring serta uang kompensasi atas kerusakan peralatan rumah tangga warga yang rusak.
‘’Pihak perusahaan dan pengelola kawasan industri ini sepakat dengan dua tuntutan kami tadi. Kompensasi per KK Rp3 juta dibayar dua tahap. Tahap pertama hari ini juga sebesar Rp1 juta. Sisanya Rp2 juta dibayar pekan depan,’’ ujar Ana perwakilan warga lainnya.
Kesepakatan itu dibuat dalam nota kesepakatan yang ditandatangi pihak perusahaan dan perwakilan warga yang disaksikan oleh pihak kepolisian Batuampar.(eja/mng)