Perusahaan Tutup Mendadak, 732 Karyawan Mengadu ke DPRD

Pendidikan | Jumat, 12 Juli 2013 - 08:33 WIB

BATAM (RP) - Nasib 732 karyawan PT Sun Creation Indonesia (SCI) kawasan Industri Tunas Batam Centre terkatung-katung. Pasalnya perusahaan tersebut mendadak tutup karena tidak adanya order.

Selain itu, pimpinan perusahaan pun sudah pergi meninggalkan Batam.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kamis pagi, ratusan karyawan PT SCI mendatangi kantor DPRD Batam. Mereka meminta bantuan anggota dewan atas keberlangsungan hidup mereka.

Pasalnya perusahaan tutup secara mendadak tanpa memberikan fee kepada seluruh karyawan yang berjumlah 732 orang  terdiri dari 523 sudah permanen dan 209 karyawan kontrak.

PT SCI merupakan anak perusahaan dari group Taiyokoki Co.Ltd asal Jepang, bergerak dibidang coil winding. Untuk di Indonesia (Batam), dipimpin oleh Kazaya Nakauchi selaku presiden direktur dan Rudi Hartanto selaku general manajer, yang beroperasi sejak 13 tahun lalu atau pada tahun 2000.

‘’Sampai saat ini kami karyawan merasa bingung. Kenapa pimpinan dari Jepang pergi tanpa konfirmasi dan manajemen tidak mengetahui kepastian apakah PT SCI masih beroperasi atau tidak. Kami  mempertanyakan nasib kami seperti apa,’’ kata Sugeng, salah satu satu perwakilan buruh PT SCI.

Menurutnya, proses produksi PT SCI berhenti beroperasi sejak (27/6) karena pasokan material sudah dihentikan. Selain itu tidak adanya orderan (PO) permintaan barang dari pelanggan.

‘’Kuat dugaan barang berhenti berproduksi karena permintaan manajemen. Di mana, sebelum berhenti beroperasi, manajemen sudah meninggalkan Batam,’’ ungkap Sugeng.

Bulan Februari lalu PT SCI melakukan pengiriman equipment, seperti mesin, jig dan dokumen ke PT Elsol di Filipina, yang merupakan perusahaan satu group.

Pada saat itu, sudah ada indikasi PT SCI akan dialihkan ke PT Elsol. Puncaknya pada pengiriman mesin pioneer pada (20/6) lalu saat orderan banyak, perusahaan tiba-tiba menghentikan pengiriman secara mendadak tanpa ada pemberitahuan.

‘’Setelah pengiriman mesin pioneer itu, staf Jepang pergi dari Indonesia tanpa ada konfirmasi. Semua e-mail diblokir oleh perusahaan induk, Taiyokoki group, kecuali tiga pengguna e-mail. E-mail general manajer, accounting dan HRD,’’ ujar Sugeng berapi-api.

Kini lanjut Sugeng, pihaknya meminta kejelasan atas status mereka. Para Karyawan juga sudah mencoba melakukan usaha untuk mengkontak perusahaan, tapi tidak berhasil.

‘’Ini mau dekat Idul Fitri. Kami minta hak-hak kami seperti tunjangan Idul Fitri diperjelas. Sementara pihak perusahaan tidak bisa dihubungi,’’ sebutnya.

Hal yang sama juga dikatakan Managemen Kawasan Industri Tunas Rudi mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum mengetahui titik persoalan PT SCI apakah sudah tutup atau tidak.

Sebab, manajeman perusahaan tersebut sampai saat ini belum ada mengkonfirmasi ke pihaknya.

‘’Kami tidak tahu, itu tutup atau bagaimana. Karena hingga sekarang tidak ada yang mengkonfirmasi ke kita. Saya belum bisa menjawab lebih jauh, tunggu nantilah. Kita turunkan dulu tim untuk mengecek,’’ kata Rudi, saat dihubungi kemarin.

Sementara itu,  Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam Ilham Eka Hartawan, juga belum bisa berkomentar banyak terkait hengkangnya PT SCI. Sebab, sesuai aturan, perusahaan yang akan tutup di Batam, harus melapor ke BP Batam.

‘’Saya belum bisa berkomentar banyak. Sebab, belum ada laporan ke kita. Saya hubungi manajemen tunas juga tidak tahu. Tapi, tim investasi kita sudah turun untuk memastikan apa yang terjadi di lapangan,’’ pungkas Ilham.(she/mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook