Ratusan Siswa Paket Ditipu

Pendidikan | Rabu, 11 September 2013 - 09:53 WIB

BATAM (RP) Ratusan pelajar paket A, B dan C di sejumlah kecamatan di Kota Batam harus kecewa karena tidak lulus ujian paket yang dilaksanakan bulan April dan Juli lalu.

Ratusan siswa itu merasa tertipu dengan oknum guru dan tenaga pengajar. Pasalnya, mereka mengaku sudah membayar uang tambahan Rp200 ribu per orang di luar biaya pendidikan paket, tetap saja ratusan siswa itu tak lulus.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Ada sekitar 500 orang, kami disuruh bayar lagi Rp200 ribu per orang oleh tenaga pengajar paket, agar kami lulus, tapi pengumuman empat hari lalu, kami tetap tak lulus,’’ ujar Febri salah satu siswa paket C yang tak lulus saat ikut ujian paket di SMAN 5 Batam di Sagulung.

Malah, kata Febri, pungutan uang jaminan kelulusan itu dipaksakan oleh sejumlah tenaga pengajar kelas paket. ‘’Jika tak bayar kami diancam tak lulus. Makanya kami terpaksa bayar tapi tak lulus juga,’’ ujar Febri lagi.

Karena takut tidak lulus ujian paket, ratusan siswa paket akhirnya membayar uang jaminan kelulusan itu. Namun, apesnya itu tak juga berhasil. Bahkan bulan Juli kemarin sempat diadakan ujian susulan, namun tetap juga tak lulus.

‘’Ujian pertama bulan April lalu, kami tak lulus, bulan Juli ujian lagi dan dijanjikan pasti lulus tapi hasilnya sama saja, yang lulus malah sebagian orang yang bayar lebih dari Rp500 ribu,’’ ujar rekan Febri yang lainnya di wilayah Sagulung.

Sebenarnya para peserta paket ini ingin protes, namun mereka takut nama mereka di-black list. Karena mereka memang sangat menginginkan ijazah paket baik untuk bekerja maupun lanjut kuliah.

Di Batam memang ada sejumlah sekolah paket program Diknas. Di antaranya di wilayah Sagulung, Batam Center dan Sekupang. Lokasi ujian dilakukan di tiga tempat yang ditentukan.

‘’Kalau di Sagulung ujian di SMAN 5 kemarin, tidak tahu kalau di Batam Center dan Sekupang,’’ kata Febri.

Febri sendiri sebenarnya ingin melaporkan kasus penipuan ini ke pihak berwajib, namun dia takut tak bisa ikut pendidikan paket itu lagi.

‘’Biar diberitakan saja dulu, supaya pemerintah dan instansi terkait bisa mengecek kebenaran apa tujuan mengutip uang sebesar Rp200 ribu itu. Di Batam ini ada sekitar 2.000 orang yang ikut paket dan yang lulus hanya sekitar 500 orang. Jadi ke mana sisa uangnya,’’ sebut Febri.(eja/mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook