SMKN 3 BATAM SETAHUN BELAJAR DI RUANG TERBUKA

Sering Terganggu jika Ada yang Lewat

Pendidikan | Rabu, 11 Januari 2012 - 10:09 WIB

BATAM (RP) - Sejak tahun ajaran baru 2011 lalu, ratusan siswa SMKN 3 belajar di ruangan terbuka seperti musala, koridor, workshop dan rumah dinas guru.

Sekolah itu berada persis di kaki bukit. Memiliki empat bangunan yang berdiri kokoh. Bangunan bagian depan merupakan ruangan guru dan kepala sekolah.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Di belakang ada bangunan dua lantai yang berhimpitan dengan gedung satu lantai yang merupakan ruang belajar siswa.

Di bagian atasnya lagi ada sebuah gedung terbuka. Di dalam gedung itu beberapa siswa kelas 12 (tiga) teknik kendaraan ringan sibuk mengotak-atik beberapa mesin mobil dan sepeda motor. Satu-satunya ruangan workshop siswa untuk jurusan otomotif.

Di halaman sekolah, sekitar sepuluh siswa sedang duduk bersilah di lantai. Ada yang menulis ada yang membaca. Mereka dipandu oleh seorang guru laki-laki.

Mereka terlihat serius. ‘’Kami sedang belajar pelajaran agama,’’ ujar salah seorang siswa.

Itulah SMKN 3 Batam di Tanjungpiayu. Sekolah ini memiliki 509 siswa yang terbagi dalam enam jurusan. Namun jumlah lokal yang disediakan tak mencukupi. Sebanyak 288 siswa lainnya terpaksa duduk belajar di lantai.

Kemarin misalnya, di musala samping kanan sekolah terlihat ramai dengan siswa. Gedung musala yang sedikit terbuka itu dimanfaatkan siswa kelas 11 untuk belajar tentang bisnis pemasaran. Mereka terlihat semangat mendengarkan penjelasan dari guru mereka. Canda tawa mengiasi aktivitas pelajaran itu.

Itulah kesibukan hari-hari siswa di sana. Meskipun sudah menoreh beberapa prestasi tapi keterbatasan sarana sekolah khusunya lokal sekolah, tetap menjadi ganjalan bagi siswa dan guru di SMKN 3.

‘’Kalau siswa yang belajar di rumah dinas sedang PKL makanya kosong sekarang," ujar Humas SMKN 3 Batam, Budi.

Kadang para siswa yang belajar di luar kelas cemburu kepada siswa yang belaja di dalam ruang kelas. "Memang ada perasaan gak enak gitu. Karena kami belajar di sini (koridor, red) yang lainnya belajar di ruangan kelas," ujar Lia salah satu siswi kelas 11, kemarin.

Proses belajar mengajar memang terganggu karena belajar di ruangan terbuka memang tak senyaman di ruang kelas. konsentrasi siswa terganggu dengan aktivitas di luar.

‘’Nggak nyaman banget, kalau ada yang lewat, pasti buyar konsentrasi belajar," ujar Ali, siswa lainnya yang belajar di musala.

Bukanya hanya siswa yang mengeluh dengan kenyataan itu. Belajar di ruangan terbuka juga dikuatirkan oleh orang tua siswa.

Orang tua siswa berharap agar secepatnya kekurangan ruang belajar itu segera dipenuhi.

"Kuatir banget, bagaimana mau nyaman belajar anak kami, kalau belajar di halaman sekolah," ujar Rahayu salah satu orangtua siswa SMKN3 di Perumahan GMP Tanjungpiayu itu.

Menanggapi kekurangan ruang kelas itu, komite sekolah sudah berembuk dengan pihak sekolah dan orangtua siswa, untuk mencari dana tambahan dengan menarik uang retribusi parkir sekolah dan bantuan orangtua siswa.

‘’Tapi itu tak ada pemaksaan, cuma sukarelawan yang dirembuk bersama komite sekolah," ujar kepala sekolah SMKN 3 Lea Indra Wijaya.

Saat ini memang sudah ada upaya penambahan lokal baru, namun hanya empat dari dana APBN Direktorat Pendidikan Pusat. "Tapi masih kurang empat lagi. Tambahan maksimal delapan lokal lagi," ujar Lea.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook