DI era digital dan serba canggih saat ini, media literasi sangatlah beragam bentuknya. Di bidang menulis pun saat ini sudah menggunakan media digital. Pesatnya perkemmbangan tersebut membuat minat menulis sebagian orang menurun karena banyaknya kemudahan yang didapat. Dan tidak banyak juga orang yang suka menulis. Tapi pemuda asal Kampar ini malah sangat hobi menulis hingga mampu membuat bukunya sendiri. Ia adalah Fadhil Wafi, akrab dengan sapaan Wafi sehari harinya.
Kini Wafi sedang menempuh studi S-2 Jurusan Ilmu Komunikasi di salah satu PTN yang berada di Sumatera Barat. Selain berkuliah di jenjang S-2, Wafi juga disibukkan oleh kegiatan kampus dan tentunya menulis beberappa artikel dan jurnl yang akan ia olah.
Dari hobinya tersebut, ia mampu membuat sebuah buku dari tulisannya sendiri. Wafi juga mengungkapkan bahwa hobinya ia temukan berdasarkan pengalaman hidupnya sendiri. Dari situ Wafi terus mengasah bakatnya dalam menulis dan terus menigkatkan kualitas tulisannya agar dapat membuat buku buku lainnya dengan berbagai genre sesuai dengan perkembangan zaman.
“Awal menulis itu dari membaca ya. Jadi setelah aku membaca aku mencoba menulis apa yang aku baca. Pada akhirnya di tulisan pertama aku, aku mencoba menulis tentang pengalaman yang ada di hidup aku sendiri. Nah dari situ aku ngerasa nyaman dan dapat banget gitu feel-nya, dan sampailah aku bisa bikin buku hasil tulisan aku sendiri,” ujarnya. Dua buku yang ditulisnya adalah Prestasi Menjawab Bully dan Dari Warga untuk Kita Semua. Dari hobi membacanya itu juga Wafi sudah berhasil mendirikan media surat kabar online khusus Kampar. Dalam proyeknya ini, Wafi memberdayakan dan merangkul kaula muda asal Kampar untuk menulis berbagai informasi mulai dari Kampar hingga internasional. Hingga kini ia terus mengembangkan proyek yang ia rintis tersebut hingga mampu merekrut lebih banyak lagi anak muda di luar sana.
Dalam perjalanan karirnya, anak dari bapak Jafni dan ibu Suryani ini pun tidaklah selalu mudah. Berbagai pasang surut dalam merintis karirnya tidak membuat ia tumbang dan menyerah. Hal itu ia dapatkan berkat dukungan kedua orang tuanya serta orang orang terdekat. Wafi berharap dengan apa yang ia lakukan mampu memotivasi orang lain terutama anak muda zaman sekarang agar memiliki pola pikir yang luas dan berkembang. Serta bisa terus mengeksplor lebih dalam kompetensi yang ada dalam diri mereka. (n/azr)