BATAM (RP) - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nafsiah Mboi menilai buruk kinerja Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Chandra Rizal.
Penilaian itu muncul setelah ia melihat data tenaga kesehatan kota Batam dalam pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau di Hotel Harmoni One, pagi ini (9/4).
Kota Batam selalu berada di posisi terbawah untuk jumlah tenaga medis jika dibandingkan enam kabupaten/kota lainnya se-Kepri. Padahal, Batam memiliki jumlah penduduk terbesar di antara seluruh kabupaten/kota lainnya.
“Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam ini tidak becus nih. Saya kira ini tidak benar. Data-datanya saja tidak becus begini,” katanya dalam pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Hotel Harmoni One Batam Centre pagi ini (9/4).
Untuk dokter umum, misalnya. Rasio dokter umum kota Batam tercatat 11,2 orang per 100.000 penduduk. Sementara target Indonesia sehat adalah 33 dokter umum per 100.000 penduduk.
Jika dibandingkan dengan Kabupaten Natuna dan Anambas, Batam jauh tertinggal. Rasio dokter umum untuk kabupaten Natuna dan Anambas mencapai 72 dokter per 100.000 penduduk.
“Tidak mungkin kota Batam hanya 11,2 dokter. Kalau Tanjung Pinang ini 11,9 dokter itu sih beralasan,” katanya lagi.
Begitu pula dengan data dokter gigi. Rasio dokter gigi kota Batam adalah 3,6 dokter per 100.000 penduduk. Padahal indikator Indonesia Sehat untuk tenaga dokter gigi ada 11 dokter per 100.000 penduduk.
Untuk tenaga perawat, Batam hanya memiliki 66,6 perawat per 100.000 penduduk. Sementara indikator Indonesia sehat menargetkan 117 perawat per 100.000 penduduk.
“Kota Batam nggak becus banget ah! Masak jumlahnya 66,6 dari harusnya 117?” kata Nafsiah lagi.
Sedangkan untuk bidan, kota Batam hanya memiliki 22,6 bidan per 100.000 penduduk. Jumlah ini jauh dari indikator Indonesia sehat yang menargetkan 100 bidan per 100.000 penduduk.
“Ini tidak masuk akal deh. Saya minta Kadinkes ini untuk duduk bersama. Cek semua angka-angka,” katanya lagi. (ceu/rpg)